Akun NU Garis Lucu kena semprit Ustadz Haidir, Imam shalat malah jadi bahan olok-olok, Tanpa ngecek berita yang sebenarnya

[PORTAL-ISLAM.ID]  Akun twitter yang menamakan dirinya NU Garis Lucu memang kerap kontroversi.

Akun @NUgarislucu memposting video yang lagi viral tanpa ngecek fakta kejadian sebenarnya, malah akhirnya mengolok-olok Imam shalat, dan jadi bahan bullyan.

"Pelajarannya, jika kamu berniat baca surat panjang saat tarawih kamu juga harus melatih refleks wushumu..," kicau akun @NUgarislucu.

Padahal kejadiannya Imam Shalat itu diserang oleh orang gila (ODGJ), bukan karena bacaan surat panjang dalam shalatnya. Juga bukan shalat tarawih, tapi shalat subuh.

Ustadz @abdullahhaidir1 pun mengingatkan akun @NUgarislucu:

(1) Humor anda kali ini garing, min. 
Pertama, narasi yg ada di video ini sumir dan tendensius, tdk sesuai fakta. Gak sulit cari berita yg lebih valid kalau sebab pemukulan tsb bukan krn bacaan imamnya panjang, tapi krn pelakunya odgj. tinggal cari di gugel, langsung dapat.

(2) Org sekelas mimin pasti tak kesulitan mencari berita yg benar, tapi lebih memilih narasi tak jelas spt ini, kenapa? Wallahu a'lam. 

(3) Kedua, bahkan seandainya berita ini benar, pemukulan thd imam krn bacaannya dianggap panjang, tetap saja itu pelanggaran besar yg harus dikecam

(4) Tapi kenapa diksi yg dipakai mimin seakan 'meledek' sang imam. Apalagi kalau lihat koment para fansnya, rata2 malah konotasinya mengejek imam yg bacaannya panjang. Kasus di atas itu bukan shalat taraweh, tapi shalat Shubuh.

(5) Para ulama menganjurkan agar dlm shalat shubuh, surat yg dibaca hendaknya lebih panjang dari shalat lainnya. Surat2 yg dianjurkan utk dibaca adalah surat yg masuk kelompok 'Thiwal mufashal', antara surat Qaaf sampai Al Mursalat (juz 26-29)

(6) Untuk shalat Taraweh pun memang dianjurkan untuk memanjangkan bacaan. Para ulama anjurkan agar dalam sekali shalat taraweh (baik 8 atau 20 rakaat) dibaca satu juz Al-Quran yg dibagi per rakaat, sehingga diakhir Ramadan dapat khatam. Itu ada dlm kitab2 kuning para ulama.

(7) Memang tdk dipungkiri, membaca surat setelah Al-Fatihah dlm shalat subuh dan taraweh dgn standar yg diajarkan para ulama, dianggap berat bagi sebagian kalangan. Karna itu tdk dilarang kalau pelaksanaannya diringankan, selama rukun shalatnya terpenuhi.

(8) Namun jika ada satu masjid atau imam yg shalat shubuh atau taraweh membaca surat lebih panjang, selama masih sesuai patokan, jangan dicibir, seakan hal tsb menyalahi ketentuan. Justeru itu yg sesuai sunah. Walaupun penerapannya harus fleksibel melihat sikon yg ada.

(9) Para dai pun harusnya mengedukasi umat. Tidak jarang saya dengar pernyataan dai yg  meledek imam yg bacaan suratnya panjang. Jgn digeneralisir seakan2 imam yg membaca surat panjang adalah tdk benar. Ada ketentuannya, kapan sebaiknya baca surat pendek, dan kapan baca surat panjang

(10) Kalau ada imam shalat taraweh yg bacannya cukup panjang, misal baca satu halaman setiap rakaat, jika kita tak kuat berdiri boleh duduk. Atau kita musyawarhkan baik2 agar imamnya memendekkan bacaan. Atau kita cari masjid yg imamnya lebih cepat. Tidak mencela atau mengejeknya.

👇👇
Baca juga :