[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu ikut menyoroti soal heboh transaksi janggal di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang dibongkar oleh Menkopolhukam Mahfud MD.
Said Didu menyinggung heboh masalah ini dengan mengungkapkan bisa jadi angka yang disebutkan Mahfud MD sebenarnya bisa jauh lebih besar. Ia mengacu pada tax rasio yang menurutnya bisa mengetahui berapa banyak uang masuk ke negara.
“Semakin tinggi tax ratio sebuah negara berarati semakin tidak ada kebocoran penerimaan negara di negara tersebut,” ujar Said Didu di kanal Youtube MSD Forum News Network (FNN), dikutip Senin (13/3/23).
Menurut Said Didu, untuk negara yang angka korupsinya rendah, maka tax rasio-nya tinggi sekitar 30%. Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi menurut Said Didu mengalami penurunan Tax Rasio sekitar 5%.
Said Didu pun melakukan perkiraan perhitungan kebocoran uang negara yang harusnya masuk tetapi tidak.
“Penerimaan negara tahun lalu dari pajak itu lebih dari 2.000 Triliun, itu 10%. Kalau Tax Rasio 15% tidak terjadi kebocoran 5% berarti penerimaan negara di pajak 3.000 triliun, jadi tahun lalu saja ada kebocoran tidak masuk negara sebesar 1.000 triliun,” ungkapnya.
Lanjut Said Didu, jika diakumulasikan selama kepemimpinan Jokowi yang sudah lewat 8 tahun, maka angka kebocoran uang negara bisa jauh lebih besar.
Ia memperkirakan mencapai 4.000 triliun.
“Selama 8 tahun, anggaplah rata-rata kebocoran 5%, anggaplah mungkin sekitar 750 Triliun pertahun yang tidak diterima negara. Akhirnya uang itu anggaplah 8 tahun (mencapai) 4.200 Triliun uang selama pemerintahan ini tidak masuk negara,” jelasnya.
Karenanya, apa yang dikatakan Mahfud MD bukanlah sebuah hal yang mengejutkan karena bisa jauh lebih besar.
Uang tersebut saat ini menurut Said Didu berkeliaran di luar dan tidak diterima negara.
“Kalau kita berpikir rasional, angka yang disebut Mahfud MD saya yakin betul, bahkan lebih besar karena ada potensi penerimaan negara yang tidak masuk negara, karena terjadi kebocoran,” ungkapnya.
“Perkiraan saya kalau Tax Ratio bertahan seperti pada masa SBY yang 14% lebih maka ada 4.000 triliunan uang selama kepemimpinan Jokowi yang harusnya masuk ke negara tapi tidak masuk ke negara dan berkeliaran di luar,” lanjutnya. [hajinews]