[PORTAL-ISLAM.ID] Anies Baswedan akan dijegal dengan berbagai cara di Pilpres 2024 di antara kasus Formula E, menyebarkan fitnah di media sosial dan spanduk tudingan bapak identitas.
“Upaya menjegal Anies dari arena pilpres masih diusahakan. KPK masih mencari jalan untuk menjerat Anies dalam kasus Formula-E,” kata Penasihat Institute for Democracy Education (IDe) Smith Alhadar kepada redaksi www.suaranasional.com, Senin (28/3/2023).
“Tetapi pemerintah menyadari upaya ini pun kian sulit direalisasikan karena, selain tak punya bukti, 3 parpol yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan telah secara resmi mengusung Anies sebagai capres mereka,” paparnya.
Kata Smith, cara kedua menjegal Anies membatasi ruang gerak Anies. Kendati tak ada UU Pemilu yg dilanggarnya, Bawaslu tak henti mempermasalahkan kegiatan sosialisasi Anies di berbagai daerah.
“Ketiga, kampanye bahaya politik identitas. Badan Intelijen Negara (BIN) ikut bermain dlm hal ini. Ketua PP Nasdem Effendy Choiri mengaku menerima laporan tentang adanya operasi intelijen yang mengganggu safari Anies untuk melakukan provokasi terhadap masyarakat lewat spanduk (Kompas Tv, 24/3/2023),” jelas Smith.
Keempat, kata Smith, kalaupun nanti Anies ikut kontestasi pilpres, tak ada jaminan hajat nasional itu akan berjalan fair. Ada indikasi KPU bekerja sesuai arahan pemerintah. Selain isu KPU Pusat mengintervensi KPUD dlm menetapkan parpol mana yang lolos dan mana yang tidak lolos verifikasi, juga dilaporkan hasil pilpres telah ditetapkan KPU.
Info ini datang dari Hasnaeni Moein yg mengaku telah memberikan gratifikasi tubuhnya kpd Ketua KPU Hasyim Asy’ari agar parpol yang dipimpinnya lolos verifikasi. Lebih jauh, wanita emas ini mengaku mendapat info dari Hasyim bahwa KPU telah mengatur Ganjar Pranowo dan Erick Thohir sebagai pemenang pilpres.
Menurut Smith, upaya menjegal Anies tak bisa dilepaskan dari visi pembangunannya yang berbeda dengan Jokowinomics. Otomatis semua legacy ekonomi dan politik Jokowi yang tak sejalan dengan visinya mungkin akan direvisi.
“Tetapi yang lebih mengkhawatirkan Jokowi — dan menteri-menteri kepercayaannya — adalah keselamatan diri dan kekuarganya terkait KKN, pelanggaran konstitusional, dan mungkin juga sejumlah masalah serius dari hasil perselingkuhannya dengan oligarki,” tegasnya.
Tentu saja tak ada niat Anies untuk mencelakakan Jokowi. Ia tidak melihat Jokowi sebagai sasaran balas dendam. Tetapi memang ketika Anies mewujudkan visi dan misinya yang berdasarkan pada semangat reformasi, mau tak mau akan beririsan dengan legacy dan kepentingan keluarga Jokowi. Juga konco-konconya.
“Karena itulah kita menyaksikan kepanikan Jokowi dan Luhut dalam mengatur siapa yang akan mnjdi presiden berikut berhubung peluang Ganjar, jagoan Jokowi, menjadi capres kian kecil. Ini terindikasi dari pernyataan Megawati yang blak-blakan mengatakan beliau tahu persis ada capres yang menimbun kekayaan lewat korupsi,” pungkasnya.
[Sumber: SuaraNasional]