Pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggoda Sandiaga Salahuddin Uno agar bergabung ke partai berlambang Ka’bah tersebut. Kader PPP di Gorontalo dan DI Yogyakarta bahkan menawarkan posisi calon presiden 2024 kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP Gorontalo, Sjafrudin Abubakar, mengatakan pengurus wilayah memang mengusulkan Sandi sebagai calon presiden. Aspirasi tersebut berasal dari pengurus cabang PPP se-Provinsi Gorontalo, yang juga sejak awal mengusulkan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu sebagai calon presiden dari partainya.
“Sejak tahun lalu, mereka ingin Sandi jadi calon presiden,” kata Sjafrudin, Rabu, 23 Maret 2023.
Menurut Sjafrudin, awalnya PPP di Gorontalo menyerap aspirasi sejumlah nama potensial calon presiden. Selain Sandi, kata dia, muncul nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani, dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan. Namun DPW PPP Gorontalo memilih Sandi. Pertimbangannya, ia mempunyai kemampuan sebagai pemimpin di zaman digitalisasi dan teknologi saat ini serta mempunyai jaringan internasional. “Dia juga putra terbaik Gorontalo dan santri,” ujar Sjafrudin.
Ketua Tim Deklarasi Sandiaga Uno PPP Provinsi Gorontalo, Alex Maka, mengatakan, sebelum deklarasi, PPP mengundang Sandi ke kantor DPW PPP Gorontalo pada pertengahan Februari lalu. Saat itu, PPP menyampaikan keinginan untuk mendeklarasikan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini sebagai calon presiden. “Pak Sandi terharu dan dia menerimanya,” kata Alex, yang ikut menghadiri pertemuan dengan Sandi tersebut.
Alex mengatakan pertemuan dengan Sandi itu berlangsung singkat. Mereka juga tak menyoal posisi Sandi sebagai kader Gerindra. Tindak lanjut dari pertemuan itu, PPP menyerahkan ke tim Sandi untuk mempersiapkan agenda deklarasi satu bulan setelah pertemuan tersebut. DPW PPP juga melaporkan hasil pertemuan itu ke DPP PPP.
DPW PPP Gorontalo mendeklarasikan Sandi sebagai calon presiden 2024 di Taman Budaya Limboto, Kabupaten Gorontalo, Ahad lalu (19/3/2023). Sekretaris Jenderal PPP, Arwani Thomafi, dan semua ketua DPC PPP se-Gorontalo menghadiri hajatan ini. Sandi juga hadir secara daring.
Di samping Gorontalo, DPW PPP DI Yogyakarta lebih dulu mengusulkan Sandi sebagai calon presiden pada 30 Agustus 2022. Lalu, saat peringatan hari lahir PPP di Stadion Yogyakarta pada 8 Januari lalu, Ketua DPW PPP DI Yogyakarta, Muhammad Yazid, membocorkan bahwa Sandi sebentar lagi bergabung ke PPP. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini disebut bukan orang asing bagi kader PPP. “Sandiaga akan kembali berkhidmat di PPP,” kata Yazid, saat itu.
Dalam kesempatan yang sama, pelaksana tugas Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, menguatkan keinginan sebagian kader partainya untuk mengusung Sandi sebagai calon presiden. “Tentu berminat, tapi sosok calon presiden itu kami olah. Lalu ditawarkan kepada rakyat, bagaimana respons rakyat terhadap sosok itu,” kata Mardiono.
Sebelum deklarasi ini, Sandi sudah disebut-sebut akan merapat ke PPP. Ia bahkan cukup dekat dengan Suharso Monoarfa, mantan Ketua Umum PPP. Sandi juga mengikuti berbagai kegiatan PPP. Saat PPP dilanda konflik internal antara kubu Suharso dan Mardiono pada tahun lalu, Sandi tetap diundang dalam berbagai kegiatan partai berlambang Ka’bah ini. Dia bahkan disebut-sebut ikut mendorong Mardiono menjadi ketua umum partai tersebut.
Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi, mengatakan pengurus pusat menampung aspirasi calon presiden ataupun calon wakil presiden dari pengurus daerah. Selanjutnya, DPP PPP akan membahas aspirasi tersebut melalui musyawarah kerja nasional.
Menurut dia, aspirasi DPW Gorontalo tersebut merupakan hal lumrah. Sebab, sejumlah pengurus wilayah partainya juga sudah mengajukan calon presiden ke DPP. Misalnya, DPW PPP Jawa Tengah mengusulkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan DPW Jawa Timur mengajukan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. "Itu hal biasa, tidak perlu ditanggapi berlebihan,” kata dia, kemarin.
Sandi tidak merespons permintaan konfirmasi Tempo soal ini. Sebelumnya, ia mengatakan akan berkomunikasi dengan Prabowo Subianto lebih dulu. “Nanti, pada saat yang tepat, akan menghadap Pak Prabowo untuk berdiskusi,” kata Sandiaga di gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta Pusat, Senin, 20 Maret lalu. “Apa pun nanti keputusannya, tentunya saya berharap ada restu, kesamaan pandang, dan pola pikir untuk melangkah ke depan.”
Respons Gerindra
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, mengatakan Gerindra menyilakan Sandi jika ingin bergabung ke PPP. “Itu hak konstitusional sebagai seorang politikus,” kata Habiburokhman.
Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan Sandi belum berkomunikasi dengan Prabowo hingga kemarin. Ia memastikan Sandi akan menemui Prabowo jika betul-betul ingin hijrah dari Gerindra ke partai berlambang Ka’bah tersebut. “Nanti kalau ada, pasti kami sampaikan,” kata Dasco.
Tarik Ulur
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menduga Sandi dan PPP masih tarik-ulur. Indikasinya, hingga saat ini Sandi menegaskan bahwa dirinya masih kader Gerindra dan tegak lurus dengan keputusan Gerindra yang mengusung Prabowo sebagai calon presiden 2024. Di sisi lain, posisi PPP adalah menunggu keputusan Sandi. “Kalau Sandi keluar dari Gerindra, PPP pasti menyediakan karpet hijau baginya. Sebab, elite PPP sudah menunjukkan kesukaan kepada Sandi,” kata Adi.
Adi berpendapat, PPP akan memperoleh keuntungan jika Sandi bergabung. Sesuai dengan hasil sigi sejumlah lembaga, kata dia, Sandi memiliki pemilih yang progresif. Popularitas Sandi juga cukup tinggi dan masuk radar calon wakil presiden. “Elektabilitasnya memang tidak terlalu signifikan, tapi minimal Sandi masuk radar posisi cawapres,” ujar Adi.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, sependapat dengan Adi. Ujang mengatakan PPP akan mendapat efek positif ketika Sandi bergabung. Misalnya, Sandi mempunyai kekuatan finansial untuk membiayai kampanye politik PPP dalam Pemilu 2024. “Sandi punya uang untuk menggerakkan mesin politik PPP,” kata Ujang.
Namun, Ujang menilai, Sandi akan mendapat rintangan untuk diusung sebagai calon presiden. Sebab, PPP hanya mempunyai 4,5 persen kursi di DPR, sedangkan syarat pencalonan presiden minimal diusung partai atau koalisi partai yang memiliki 20 persen perolehan kursi di DPR.
Faktor perolehan kursi di DPR yang rendah itu akan menyulitkan PPP memuluskan jalan Sandi sebagai calon presiden ketika berkoalisi dengan partai lain. Ia melihat Sandi lebih berpeluang diusung sebagai calon wakil presiden.
Saat ini, PPP juga bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)—gabungan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan PPP. Sejumlah sumber Tempo menyebutkan KIB disiapkan untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Dengan demikian, tarik-menarik di lingkup internal KIB lebih banyak pada urusan calon wakil presiden.
Menurut Ujang, Sandi pasti akan meminta izin ke Prabowo jika memutuskan hengkang dari Gerindra. Lalu elite Gerindra dengan senang hati membiarkan Sandiaga keluar untuk berlabuh ke PPP. “Sejak tahun lalu, Gerindra sudah menyilakan Sandi keluar jika ingin,” kata Ujang.
(Sumber: Koran Tempo, 23/3/2023)