[PORTAL-ISLAM.ID] Aliansi oposisi di Turki yang terdiri dari enam partai akan mengumumkan kandidat yang akan menantang Presiden Recep Tayyip Erdogan Senin ini.
Pengumuman itu dilakukan setelah Erdogan memastikan bahwa Pemilihan Umum akan berlangsung pada 14 Mei 2023, sesuai dengan tanggal semula meski negara sedang berjibaku pasca gempa.
Para pemimpin dari enam partai politik dilaporkan mengadakan pertemuan pada hari Kamis untuk memilih kandidat untuk bersaing dengan Erdogan dan kandidat pilihan sejauh ini adalah Kemal Kilicdaroglu yang merupakan pemimpin partai oposisi utama, Partai Rakyat Republik (CHP), partai yang didirikan oleh Mustafa Kemal Atatürk.
“Kami telah mencapai kesepahaman mengenai kandidat untuk Pemilihan Presiden ke-13 dan peta jalan untuk proses transisi,” kata aliansi tersebut dalam sebuah pernyataan meskipun ada dugaan ketidaksepakatan atas pemilihan kandidat tersebut.
Keenam pemimpin akan memberi pengarahan kepada dewan eksekutif partai masing-masing sebelum mengadakan pertemuan lagi pada hari Senin untuk mengumumkan pernyataan akhir kepada publik.
Selama pemilihan sebelumnya, faksi-faksi oposisi gagal menghadirkan saingan kuat Erdogan, yang telah berkuasa selama dua dekade. Partai-partai oposisi di Turki telah mulai menjalin kerja sama yang lebih erat sejak mereka memenangkan kendali atas kota-kota utama termasuk Istanbul dan Ankara dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Erdogan dalam pemilu 2019.
Sebelumnya, Presiden Erdogan ada hari Rabu menolak untuk menunda pemilihan setelah gempa kuat yang menewaskan puluhan ribu orang, mengatakan itu akan tetap diadakan pada 14 Mei. Erdogan juga mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di 11 wilayah yang terkena gempa.
Tetapi Erdogan mengatakan kepada partainya di parlemen di Ankara bahwa, “Rakyat Turki akan melakukan apa yang diperlukan pada 14 Mei”.
Delegasi dari Dewan Pemilihan Tinggi Turki (KPU Turki -red) telah memulai misi pada Senin ke zona gempa untuk melaporkan situasi pemilih dan keamanan pemilu.
Gempa tersebut berdampak pada 14 juta orang di Turki dan menyebabkan puluhan ribu bangunan runtuh. Nilai kerusakan yang disebabkan oleh benda itu diperkirakan mencapai US$34 miliar, lapor Bank Dunia.[Hidayatullah]