๐๐๐๐๐ ๐๐ฆ๐ฌ๐๐ฅ๐๐ง ๐ง๐๐ฆ๐ฌ๐๐๐จ๐ ๐ ๐๐ก๐จ๐ฅ๐จ๐ง ๐ฆ๐ฌ๐๐๐โ๐๐ฌ๐ฌ๐๐
Afwan kiyai, apakah benar gambar di poster ini? Apakah tata cara madzhab Syafiโi yang kami pelajari dari kecil berisyarat dengan jari telunjuk saat di lafadz syahadat itu salah? Mohon penjelasannya.
๐๐ฎ๐๐ฎ๐ฏ๐ฎ๐ป
Oleh: Ahmad Syahrin Thoriq
Jangan mudah terkecoh oleh gambar-gambar demikian, karena pembuatnya belum tentu paham fiqih ibadah apalagi ngerti fiqih perbandingan madzhab. Bagaimana dia bisa menyimpulkan bahwa pendapat yang satu lebih unggul dari yang lainnya, bahkan dikatakan sebagai yang paling sesuai dengan sunnah, sedangkan yang ia pelajari baru satu versi pendapat ? Itupun belum tentu mendalam.
Maka jika mau jujur dan adil dalam menyimpulkan, dia harus mau menyelam ke dalam lautan ilmu setiap madzhab baru bisa kemudian memposisikan diri sebagai pentarjih mana yang paling kuat dari pendapat seluruh madzhab.
Dan saya sangat yakin, jika seseorang telah melakukan itu dengan baik, ia benar-benar mengarungi samudra ilmu, justru dia akan berhati-hati dan tidak akan dengan mudahnya melemahkan satu pendapat ulama dari pendapat ulama lainnya.
Baiklah, saya akan mengurai dalil-dalil kalangan Syafiโiyyah ketika menetapkan pendapat bahwa isyarat jari telunjuk ketika tasyahud adalah saat membaca syahadat tepatnya saat di lafadz Illallah. Bagi yang ingin menyimak pendapat masing-masing madzhab, bisa disimak di tulisan kami sebelumnya : Isyarat jari telunjuk dalam Tasyahud.
๐ช๐ฎ๐ธ๐๐ ๐ถ๐๐๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐ ๐๐ฒ๐น๐๐ป๐ท๐๐ธ ๐บ๐ฒ๐ป๐๐ฟ๐๐ ๐บ๐ฎ๐ฑ๐๐ต๐ฎ๐ฏ ๐ฆ๐๐ฎ๐ณ๐ถโ๐ถ
Menurut kalangan Syafiโiyyah, isyarat jari telunjuk adalah ketika sampai pada lafadz syahadat, tepatnya di kalimat โIllallahโ. Hal ini sebagaimana difatwakan oleh para ulama madzhab Syafiโi sendiri.
Berkata al imam Nawawi rahimahullah :
โูุฃู
ุง โุงูุฅุดุงุฑุฉ โุจุงูู
ุณุจุญุฉ โูู
ุณุชุญุจุฉ โุนูุฏูุง โููุฃุญุงุฏูุซ โุงูุตุญูุญุฉ ูุงู ุฃุตุญุงุจูุง ูุดูุฑ ุนูุฏ ูููู ุฅูุง ุงููู ู
ู ุงูุดูุงุฏุฉ
โAdapun berisyarat dengan jari telunjuk adalah sunnah menurut madzhab kami berdasarkan hadits shahih. Dan telah berkata shahabat-shahabat kami (Syafiโiyyah) bahwa isyarat itu mulai dilakukan ketika lafadz โIllallaahโ dari tasyahud.โ[1]
Syaikh Zakariya al Anshari rahimahullah :
ุฑูุนูุง โูููุตุฏ โู
ู โุงุจุชุฏุงุฆู โุจูู
ุฒุฉ โุฅูุง โุงููู ุฃู ุงูู
ุนุจูุฏ ูุงุญุฏ ููุฌู
ุน ูู ุชูุญูุฏู ุจูู ุงุนุชูุงุฏู ููููู
"Dan berniatlah saat mengangkat jari telunjuk pada lafadz โIllallahโ (๏บ๏ปป ๏บ๏ป๏ป ๏ปช), bahwa Dzat yang disembah adalah Esa. Dengan demikian terkumpulah segala tauhid dalam dirinya baik antara keyakinan, ucapan dan perbuatan.โ[2]
Syeikh Ibnu Ruslan rahimahullah berkata :
ูุนูุฏ ุฅูุง ุงููู ูุงูู
ูู
ูุฉ ุฅุฑูุน ูุชูุญูุฏ ุงูุฐู ุตูููุช ูู
"Ketika mengucapkan illallahu, maka angkatlah jari telunjukmu untuk mengesakan Dzat yang engkau sembah."[3]
Imam Ibnu Hajar al Haitami berkata :
โ โูุชุณู
ู โุฃูุถุง โุงูุณุจุงุจุฉ ูุฃููุง โูุดุงุฑ โุจูุง โุนูุฏ โุงูู
ุฎุงุตู
ุฉ ูุงูุณุจ ููุฑูุนูุง ู
ุน ุฅู
ุงูุชูุง ููููุง ูุฆูุง ุชุฎุฑุฌ ุนู ุณู
ุช ุงููุจูุฉ ุนูุฏ ูู
ุฒุฉ ูููู ุฅูุง ุงููู ููุงุชุจุงุน ููุง ูุถุนูุง ุฅูู ุขุฎุฑ ุงูุชุดูุฏ ูุงุตุฏุง ุจุฐูู ุงูุฅุดุงุฑุฉ ูููู ุงูู
ุนุจูุฏ ูุงุญุฏุง ูู ุฐุงุชู ูุตูุงุชู ูุฃูุนุงูู ููุฌู
ุน ูู ุชูุญูุฏู ุจูู ุงุนุชูุงุฏู ููููู ููุนูู
Dan dinamakan As Sababah (telunjuk) karena dengannya digunakan untuk isyarat ketika terjadi adu mulut/pertengkaran. Dan mengacungkannya dengan sedikit melengkung supaya tidak keluar dari arah-arah kiblat, saat sampai pada bacaannya "Illallahโ karena mengikuti perilaku Nabi dan tidak meletakkannya sampai akhir tasyahud.
Dan menyengaja (berniat) dengan isyarat tersebut adanya yang disembah hanya satu dalam dzatNya, sifatNya, dan perbuatanNya, supaya tauhidnya (meng -esa-kannya kepada Allah) dapat berkumpul antara keyakinan, ucapan dan perbuatannya.โ[4]
Syaikh Sulaiman berkata al Bujairami berkata :
โููุฏูู
โุฑูุนูุง โูููุตุฏ ู
ู ุงุจุชุฏุงุฆู ุจูู
ุฒุฉ ุฅูุง ุงููู ุฃู ุงูู
ุนุจูุฏ ูุงุญุฏุ ููุฌู
ุน ูู ุชูุญูุฏู ุจูู ุงุนุชูุงุฏู ููููู ููุนูู
โDan hendaknya orang yang shalat melanggengkan mengangkat jari dan hendaknya mengangkatnya dimulai sejak permulaan huruf hamzah dari lafadz โIllallahโ, bahwa Dzat Yang Disembah adalah Esa. Dengan demikian, terkumpulah tauhid dalam dirinya baik antara keyakinan, ucapan dan perbuatan.โ[5]
๐๐ฎ๐น๐ถ๐น-๐ฑ๐ฎ๐น๐ถ๐น๐ป๐๐ฎ
Hadits pertama
ุญูุฏููุซูููุง ูููููุนูุ ุนููู ุณูููููุงููุ ุนููู ุฃูุจูู ุฅูุณูุญูุงููุ ุนููู ุงูุชููู
ููู
ููููุ ุนููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณูุ ููุงูู: ูููู ุงููุฅูุฎูููุงุตู
โTelah menceritakan kepada kami Wakiโ dari Sufyan dari Ishaq dari Tamimi dari Ibnu Abbas dia berkata : โIsyarat jari telunjuk itu untuk mengesakan Allah.โ
Hadits ini dikeluarkan oleh al imam Baihaqi dalam sunan al Kubra (2/191), Ibnu Abi Syaibah dalam Mushanafnya (87/21) dan kitab Ad Duโa no. 29683. Hadits ini diperselisihkan, karena ada rawinya yang bernama at Tamimi, sebagian ulama memasukkan dia ke rawi majhul, sedangkan imam al Mizi berkata tentangnya :
ุฑูููู โุนููู: โุฃุจู โุฅุณุญุงู โุงูุณุจูุนู โููู
โูุฑู โุนูู โุบูุฑู
โTelah meriwayatkan darinya Ibnu Ishaq dan tidak ada yang meriwayatkan darinya selain Ibnu Ishaq.โ[6]
Hadits kedua
ุณูุฆููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณูุ ุนููู ุชูุญูุฑูููู ุงูุฑููุฌููู ุฅูุตูุจูุนููู ููู ุงูุตููููุงุฉูุ ููููุงูู : ุฐููููู ุงููุฅูุฎูููุงุตู
โIbnu 'Abbas ditanya tentang seorang laki-laki yang menggerakkan jarinya di dalam shalat, lalu beliau menjawab : "Yang seperti itu adalah ikhlas (mengesakan Allah).โ
Hadits ini juga disebutkan oleh al imam Abdurrazaq dalam Mushannafnya (2/249) dengan jalur periwayatan yang sama. Imam Nawawi ketika menjelaskan hadits ini berkata :
โูุงู โูุดูุฑ โุจูุง โููุชูุญูุฏ
โMaksudnya itu ditujukan untuk mentauhidkan.โ[7]
Hadits ketiga
โูููููู ุฃูุดูุฏูู ุนูููู ุงูุดููููุทูุงูู ู
ููู ุงููุญูุฏููุฏู
โDan โlahiyaโ Lebih berat atas setan dari pada besi.โ (HR. Ahmad)
Ketika menjelaskan hadits ini, Maula Ali Qari rahimahullah berkata :
ูุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
: " โููู" ุฃู โุงูุฅุดุงุฑุฉ โุฅูู โุงููุญุฏุงููุฉ " ุฃุดุฏ ุนูู ุงูุดูุทุงู ู
ู ุงูุญุฏูุฏ" : ุฅุฐ ูุง ูุชุฃุซุฑ ู
ู ุงูุญุฏูุฏ ูู
ุง ูุชุฃุซุฑ ู
ู ุงูุชูุญูุฏ
โDan bersabda Rasulullah shalallahuโalaihi wassalam : โLahiyaโ yaitu isyarat kepada keesaan โlebih berat dari pada besiโ ketika itu tidak (dirasakan) pengaruh yang berasal dari besi (lebih berat), seperti (ketika) pengaruh berasal dari tauhid.โ[8]
Hadits ke empat
ููููุงูู ุจูุฅูุตูุจูุนููู ุงูุณููุจููุงุจูุฉู ููุฑูููุนูููุง ุฅูููู ุงูุณููู
ูุงุกู ููููููููุชูููุง ุฅูููู ุงููููุงุณู: โุงููููููู
ูู โุงุดูููุฏู โุงููููููู
ูู โุงุดูููุฏู. ุซูููุงุซู ู
ูุฑููุงุชู.
โNabi ๏ทบ pernah berisyarat dengan jari telunjuknya yang beliau tunjuk ke langit dan menjatuhkannya ke arah orang-orang seraya berkata : 'Ya Allah saksikanlahโ sebanyak tiga kali.โ
Hadits ini shahih riwayat Bukhari dan Muslim. Meski hadits di atas tidak berkaitan langsung dengan shalat, namun sisi pendalilannya sebagaimana yang dikatakan oleh imam Baihaqi rahimahullah : โSesungguhnya Nabi hanya menghendaki dengan isyarat itu adalah ketauhidan, sedangkan ungkapan ketauhidan terdapat dalam kalimat syahadat itu....
Yang dipilih oleh ahli ilmu dari kalangan sahabat dan tabiโin serta orang-orang setelah mereka adalah berisyarat dengan jari telunjuk kanan ketika mengucapkan la ilaaha illallah โฆ.โ[9]
Berkata imam Nawawi rahimahullah :
ูููู ุญุฏูุซ ุตุญูุญ ูู ุณูู ุฃุจู ุฏุงูุฏ ููุดูุฑ ุจูุง ู
ูุฌูุฉ ุฅูู ุงููุจูุฉ ููููู ุจุงูุฅุดุงุฑุฉ ุงูุชูุญูุฏ ูุงูุฅุฎูุงุต
โIsyarat telunjuk ini terdapat juga dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud, yakni menghadapkan telunjuk ke arah qiblat dan berniat pada saat memberikan isyarat tersebut dengan penuh tauhid dan keikhlasan.โ[10]
Al imam Khatib Asy Syarbini juga berkata :
โูุงูุญูู
ุฉ โูู โุฐูู โูู โุงูุฅุดุงุฑุฉ โุฅูู โุฃู โุงูู
ุนุจูุฏ ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู ูุงุญุฏ ููุฌู
ุน ูู ุชูุญูุฏู ุจูู ุงูููู ูุงููุนู ูุงูุงุนุชูุงุฏ
โDan adapun hikmah diangkatnya jari telunjuk adalah sebagai isyarat bahwa Tuhan yang disembah itu satu agar di dalam mengesakan-Nya, dan berkumpulah antara ucapan, perbuatan dan keyakinan.โ[11]
Hadits kelima
Nabi ๏ทบ sering kali jika mengatakan โAsyhaduโ atau โAllahumma isyhadโ beliau berisyarat dengan telunjuknya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Darimi dan Imam Baihaqi.โ[12]
๐๐๐๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐ ๐๐ฒ๐น๐๐ป๐ท๐๐ธ ๐ฎ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐ต ๐๐ป๐๐๐ธ ๐น๐ฎ๐ณ๐ฎ๐ฑ๐ ๐๐ฎ๐น๐ฎ๐น๐ฎ๐ต
Pendapat yang menyatakan bahwa isyarat jari telunjuk itu berkaitan dengan kalimat tauhid atau lafadz Jalalah bukan hanya dipegang oleh madzhab Syafiโiyyah saja, namun juga menjadi pendapat beberapa ulama madzhab lainnya. Terlepas kemudian terjadi perbedaan diantara madzhab tentang kapan memulainya, caranya dan apakah berkali-kali atau cukup sekali gerak.
Sebenarnya sah-sah saja jika mau berpendapat asalkan didukung dalil yang bisa dipertanggung jawabkan, karena memang tidak ada dalil qathโi (yang pasti) tentang kapan isyarat jari telunjuk itu diawali dan diakhiri. Namun mengklaim sebagai pendapat yang paling kuat dengan menyelisihi pendapat mayoritas madzhab yang empat itu sungguh teramat nekad dan pede berlebihan.
Baiklah, mari kita simak sebagian pendapat dari ulama-ulama madzhab Hanafi, Maliki dan Hanbali yang ternyata ada yang serupa dengan madzhab Syafiโi dalam hal ini.
๐ ๐ฎ๐ฑ๐๐ต๐ฎ๐ฏ ๐๐ฎ๐ป๐ฎ๐ณ๐ถ
Al imam Zailaโi al Hanafi rahimahullah berkata :
โูุง โุฅุดุงุฑุฉ โูู โุงูุตูุงุฉ โุฅูุง โุนูุฏ โุงูุดูุงุฏุฉ ูู ุงูุชุดูุฏ
โTidak ada isyarat di dalam shalat kecuali ketika membaca syahadat di dalam tasyahud.โ[13]
๐ ๐ฎ๐ฑ๐๐ต๐ฎ๐ฏ ๐ ๐ฎ๐น๐ถ๐ธ๐ถ
Imam Qarafi al Maliki rahimahullah berkata :
ููุงู ูุญูู ุจู ุนู
ุฑ โูุญุฑููุง โุนูุฏ โุงูุดูุงุฏุฉ โููุท ูุงูุณููู ุฅุดุงุฑุฉ ุฅูู ุงููุญุฏุงููุฉ
โDan adalah Yahya bin 'Umar menggerakan jarinya pada saat bacaan syahadah saja (Asyhadu An La Ilaaha Illallaahu Wa Asyhadu Anna Muhammadan 'Abduhu Wa Rasuluhu), lalu isyarat diam sampai pada wahdaniyyah (Illallah).โ[14]
Ibnu Abi zaid al Maliki rahimahullah berkata :
ูุงุฎุชูู ูู ุชุญุฑูููุง ูููู ูุนุชูุฏ ุจุงูุฅุดุงุฑุฉ ุจูุง ุฃู ุงููู ุฅูู ูุงุญุฏ โููุชุฃูู โู
ู โูุญุฑููุง โุฃููุง โู
ูู
ุนุฉ โููุดูุทุงู
โDan telah diperselisihkan pada masalah menggerak-gerakkan jari telunjuk tersebut, sebahagiannya mengatakan : Untuk menguatkan dengan isyarat bahawasanya Allah adalah satu-satunya Tuhan (saat membaca syahadat) dan sebahagian lagi mengatakan bahwa maksud dari menggerak-gerakkannya adalah untuk menghalau dan menghinakan Syaitan.โ[15]
๐ ๐ฎ๐ฑ๐๐ต๐ฎ๐ฏ ๐๐ฎ๐ป๐ฏ๐ฎ๐น๐ถ
Al imam Ibnu Muflih al Hanbali rahimahullah berkata :
ููุดูุฑ ุจุงูุณุจุงุจุฉ ูู ุชุดูุฏู "ูู" โู
ุฑุงุฑุง โูุชูุฑุงุฑ โุงูุชูุญูุฏ โุนูุฏ โุฐูุฑ โุงููู
โDan berisyarat dengan jari telunjuk dalam tasyahudnya berkali - kali untuk mengulang - ulang at tauhid ketika menyebut nama Allah.โ[16]
Imam al Buhuti al Hanbali rahimahullah berkata :
โู
ุฑุงุฑูุงุ โูู โู
ุฑุฉ โุนูุฏ โุฐูุฑ โููุธ โุงูููุ โุชูุจูููุง โุนูู โุงูุชูุญูุฏ
โDan berisyarat berkali - kali, setiap isyarat itu ketika menyebut lafadz Allah, memberikan pengertian tentang Tauhid.โ[17]
๐๐ฒ๐๐ถ๐บ๐ฝ๐๐น๐ฎ๐ป
Meskipun ulama bersepakat atas kesunnahan berisyarat dengan jari telunjuk saat Tasyahud, namun mereka berbeda pendapat tentnag kapan dimulainya isyarat jari telunjuk.[18] Mayoritasnya berpendapat ketika pada lafadz jalalah di kalimat syahadat seperti yang dipegang oleh kalangan Hanafiyah dan Syafiโiyah.
Sedangkan sebagiannya yang lain berpendapat isyarat dilakukan pada semua lafadz jalalah dalam bacaan Tasyahud seperti kalangan Hanabilah. Dan ada juga yang berpendapat sejak awal Tasyahud seperti yang dipegang oleh sebagian kalangan madzhab Malikiyah.
Wallahu aโlam.
________
[1] Syarah Nawawi โAla Muslim (5/81)
[2] Fath al Wahab (1/53)
[3] Matan az Zubad hal. 24
[4] Tuhfatul Muhtaj (2/80)
[5] Hasyiah al Bujairami (2/73)
[6] Tahdzib al Kamal fi Asmaโ ar Rijal (35/8)
[7] Majmuโ Syarh al Muhadzdzab (3/455)
[8] Mirqatu Al Mafatih Syarhu Misykat Al Mashabih (2/378)
[9] Syarah as Sunnah (3/177), โAun al Maโbud (2/468)
[10] Syarah Shahih Muslim (5/81)
[11] Mughni al Muhtaj (1/378)
[12] Sunan ad Darimi (1/314), Maโrifat As-Sunnah wal Atsar (3/51)
[13] Tabyin al Haqaiq (1/121)
[14] Adz Dzakhirah (2/212)
[15] Matan ar Risalah hal. 31
[16] Al Furuโ (2/210)
[17] Kasyaful Qina (2/358)
[18] Al Mausuโah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (27/100)