[PORTAL-ISLAM.ID] Aparat kepolisian terlihat melakukan kebohongan dalam memperlihatkan barang bukti kasus pembunuhan enam Laskar FPI (KM 50) seperti pistol revolver dan peluru kaliber 9 mili. Pistol revolver tidak bisa menggunakan peluru kaliber 9 mili.
“Kita lihat sudah aneh apalagi ada pistol revolver. Saya lihat di situ peluru yang ditampilkan kaliber 9 mili standarnya TNI. Pistol sama peluru tidak nyambung. Revolver kaliber 38 mili polisi bukan kaliber 9 mili yang ditampilkan dalam barang bukti kasus KM yang perliatkan polisi. saya tahu semua jenis peluru yang dipakai semua aparat. Kita semua berkomunikasi dengan petinggi yang katanya FPI tidak ada laskar yang bersenjata. banyak keganjilan setelah itu,” kata mantan Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko di Channel YouTube Refly.
Kata Soenarko, barang bukti kasus pembunuhan enam Laskar FPI yang diperlihatkan di Polda Metro Jaya pernah digunakan kasus di Jawa Timur.
“Banyak keganjilan setelah itu. Terbukti lagi barang bukti ini pernah digunakan pada kasus lain di Jawa Timur ada fotonya. Kemudian besoknya keluar pernyataan bahwa yang berbeda dari sebelumnya. aparat berbohong ke publik dan banyak lagi,” jelasnya.
Menurut Soenarko, ada upaya menyudutkan kasus KM 50 dengan menyebut korban tersangka dan terjadi tembak menembak. Kasus ini dianggap rakyat Indonesia yang melihat berita itu buta tuli dan tolol.
Ketika kasus Sambo menguak tahun lalu sekitar Agustus muncul omongan dari anggota DPR Komisi 3 Desmond Mahesa untuk membuka kembali kasus KM 50. Kemudian Kapolri Listyo Sigit mengatakan kalau ada novum dipersilahkan untuk dibuka kembali.
“Kalau mau jujur dan profesional masih sangat layak kasus KM 50 dibuka kembali bagi penegakan hukum dan keadilan karena setelah ada rangkaian bahwa rekaman CCTV mati,” paparnya.
Soenarko mengatakan, nama anggota Satgas Merah Putih yang tersebar ada yang terlibat KM 50. Dugaan yang terlibat bukan hanya dua orang berpangkat rendah itu tetapi mungkin ada orang yang lebih punya peranan yang lebih signifikan. Ada cerita tentang mobil land cruiser.
“Kalau mau lihat film dokumenter di Tempo ada seorang supir yang mengatakan dia melihat dan mengikuti bagaimana tuh diangkat korban itu masih dalam keadaan hidup dibawa oleh mobil polisi dia ikuti tapi karena itu mobil dinas ya bisa berbalik arah yang harusnya tadi diarah ke arah Karawang putar balik ya ngikutin tapi dia melihat itu masih hidup,” tegasnya.
Soenarko mengusulkan membentuk tim independen yang melibatkan berbagai pihak untuk mengungkap kasus KM 50.
“Ini dugaan dan analisis saya dan banyak orang kalau akan dibentuk tim lagi kalau isinya hanya dari pihak kepolisian saja karena kita tahu ini pelakunya juga dari personil kepolisian tidak mungkin terbuka ini secara transparannya Jadi waktu peluncuran buku itu saya katakan ini Pemerintah harus membentuk independen yang melibatkan berbagai pihak,” pungkasnya. [suaranasional]