Kisah Ayam Berkokok dan Bule Gobl*k
BY Ruby Kay
Beberapa turis mancanegara yang tergabung dalam paguyuban "bule kere goes to Bali" baru saja mengajukan petisi terhadap suara ayam berkokok.
Hmmm.... ini namanya gak tau diri. Seharusnya mereka ngerti, begitulah konsekuensi kalau menginap di homestay yang lokasinya tak jauh dari pemukiman penduduk.
Masuk waktu subuh hingga pagi hari, tak cuma ayam jantan yang berkokok, tapi suara emak-emak juga mulai terdengar nyaring, membangunkan bocah-bocah yang males mandi dan gosok gigi. Gerombolan bebek yang menuju sungai dan pematang sawah mulai berkotek, bunyinya kwek kwek kwek. Bapak-bapak mulai memutar berbagai genre lagu untuk menemani ritual minum kopi. Suara melengking vokalis God Bless, Nella Kharisma hingga Rhoma Irama bercampur jadi satu. Suasana pagi jadi tambah syahdu karena pekikan suara tukang sayur dan tukang bubur. Bubuuurr ayaaaaamm! Yuurrr saaayuuuuuurr!
Begitulah rata-rata suasana pagi di Indonesia. Didaerah mayoritas muslim lebih semarak lagi. Karena sekitar pukul setengah lima pagi, muazin dari berbagai surau dan masjid sudah mengumandangkan adzan, suaranya bersahut-sahutan.
Apa semua kekhasan itu mau kalian protes juga?
Bule kere banyak gaya ya begini ini. Kalau mau tidur dengan tenang dan nyaman versi bangsawan Eropa, tersedia berbagai hotel bintang lima dikawasan Nusa Dua. Mau sebulan tinggal disitu sangat dipersilahkan, habiskan Euro dan Dollar kalian.
Lha ini baru nginep di homestay murah meriah aja uda mengajukan petisi segala macam. Padahal telinga kalian sudah terbiasa mendengar hentakan musik disc jockey sampai jam 5 pagi. Tetiba protes saat mendengar ayam berkokok. Ingin rasanya gue getok kepala si bule pake mangkok.
(*)