Sedang marak berita Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas bersama jajarannya dan Bea Cukai sibuk menyidak dan sita impor baju baju bekas illegal yang masuk ke Indonesia via jalur pelabuhan di pesisir Sumatra dan Jawa.
Menurutnya produk produk illegal tersebut mengancam pasar produk garmen dan tekstil dalam negeri.
Mulia sekali bukan?
Faktanya menurut data API (Asosiasi Pertekstilan Indonesia) pasar garmen dan tekstil dalam negeri dikuasai produk impor dari China sebesar 79-80% sementara sisanya adalah produk Vietnam dan India. Produk asli Indonesia hanya mengisi irisan tipis dibawahnya.
Jangan bangga telah merasa ikut melestarikan produk nasional di kantor-kantormu tiap Jum'at atau Kamis berbatik ke tempat kerja atau pada Hari Batik Nasional tiap 2 Oktober. Batik-batik itupun buatan China dan diprinting di China.
Mereka pintar biarkan kamu-kamu berbangga dengan kebanggaan semu yang bodoh, sedang uangnya masuk jadi devisa negaranya.
Jadi sebetulnya Zulhas alih-alih melindungi industri dalam negeri namun sejatinya ia sedang melindungi industri Beijing yang tersaingi produk produk sejenis dengan harga bersaing dari negara lain.
Dampak lainnya bisnis thrifting juga terancam chain supplynya dan pengusaha-pengusaha ini ikut cemas.
Betul-betul sebagian besar jalan pemerintahan rezim ini di-remote dari Beijing.
Mengenai siapa Zulhas sebenarnya...nanti kita bahas di tulisan terpisah.
Yang jelas jangan bangga dulu telah merasa memakai produk nasional karena sejatinya kamu sedang memajukan industri negeri China.
(Oleh: Budi Saks)