Pemimpin penipu rakyat itu di saat matinya, maka ia tidak akan mencium baunya surga, apalagi memasukinya. Artinya, pemimpin penipu itu diancam masuk neraka. Tiada kebaikan yang dapat diandalkannya untuk menopang agar dirinya dapat masuk surga.
Rasulullah SAW bersabda: “Tiada suatu penguasa pun yang menguasai perkara orang-orang muslim, lalu ia mati padahal ia telah berbuat curang terhadap mereka, melainkan Allah mengharamkannya untuk masuk surga.” (HR. Imam Syaikhan melalui Ma’qil ibnu Yasar Al-Muzani RA).
Betapa buruknya sifat pemimpin yang sering menipu rakyatnya, karena ia disetarakan dengan kedudukan para penghuni neraka seperti Fir’aun dan Abu Lahab.
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang memerintah urusan kaum muslimin, sedangkan ia selalu menipu (mengelabuhi) mereka hingga ia mati, maka Allah mengharamkan surga baginya. Atau dengan kata lain, ia termasuk ahli neraka yang abadi jika ia menghalalkan perbuatannya itu.”
Gambaran pemimpin yang paling celaka, adalah pemimpin yang menghalalkan segala cara untuk menjustifikasi perbuatan angkara dan kekejamannya terhadap rakyat.
Rasulullah SAW bersabda: “Tiada seorang hamba diberi kepercayaan oleh Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia tidak mengerjakan kepercayaan itu dengan niat yang tulus ikhlas (demi karena Allah) kecuali ia tidak akan menemukan baunya surga. (HR. Imam Bukhari dan Muslim).
Barang siapa yang dipercaya oleh Allah untuk mengatur urusan kaum muslimin, tetapi ia tidak berlaku adil dalam tugasnya, maka surga itu haram baginya. [suaranasional]
Oleh: KH Luthfi Bashori