Biar Murah, Kemenhub Minta Produsen Jual Motor Listrik Tanpa Baterai
Kementerian Perhubungan atau Kemenhub mendesak agar produsen roda dua menjual motor listrik tanpa baterai. Sebab, dengan begitu, harga motor listrik di Indonesia bisa lebih terjangkau.
Staf Ahli Utama Menteri Perhubungan (Menhub) Bidang Transportasi Darat dan Konektivitas, Budi Setiyadi mengatakan, 40 persen biaya produksi motor listrik berasal dari baterai. Itulah mengapa, dengan tak menyertakan baterai, harga kendaraan tersebut lebih murah dan peminatnya turut bertambah.
"Kenapa penjualan motor listrik kecil? Karena harganya masih cukup tinggi. Nah, komponen paling mahal di motor listrik itu baterai. Hampir 40 persennya," ujar Budi Setiyadi saat ditemui di bilangan Jakarta Pusat, belum lama ini.
"Makanya kalau bisa penjualan sepeda motor itu tidak (disertakan) dengan baterainya. Jadi beli motor tapi tanpa baterai. Sehingga harganya bisa lebih ditekan," tambahnya.
Budi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum AISMOLI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia) itu mengklaim, sistem baterai swap (sewa baterai) saat ini masih yang paling ideal diterapkan di Indonesia. Pengguna motor listrik hanya tinggal membayar biaya sewa baterai setiap harinya.
Beberapa tahun lalu, Budi sempat bertemu dengan BSN untuk membahas standarisasi baterai motor listrik di Indonesia, termasuk dimensi komponen. Dia berharap, seluruhnya dibuat seragam untuk memudahkan para pemakainya.
"Saya pernah komunikasi dengan BSN (Badan Standarisasi Nasional) agar baterai yang swap kalau bisa dimensi baterainya sama. Jadi motor mereknya apapun bisa pakai baterai yang sama," ungkapnya.
Motor Listrik Masih Minim Peminat di Indonesia
Budi mengatakan penjualan motor listrik di Indonesia masih jauh dari kata mengesankan.
Sejak 2019 hingga 2022, kendaraan non-emisi tersebut hanya laku 30 ribuan unit. Padahal, di periode yang sama, motor bensin telah terjual puluhan juta unit.
"Dari mulai 2019 sampai 2022 itu sekitar 30.800-an unit motor listrik (yang terjual di Indonesia). Memang dibandingkan motor ICE, itu sangat jauh sekali. Hanya beberapa persen saja. Karena kan yang ICE itu sampai 29 jutaan selama tiga tahun," urainya.
"Kita sudah punya target apa yang menjadi keinginan pemerintah akan kita coba wujudkan. Kalau untuk tataran regulasi sudah bagus, tapi kalau pada tataran produksi, ada beberapa hambatan yang dialami teman-teman sekalian," kata dia menambahkan.[Detik]
Perusahaan Luhut?
Pegiat media sosial akun twitter @PartaiSocmed mengungkap motor listrik ini bisnisnya Luhut.
Jadi cara baca berita detik di atas "Electrum (perusahaan Luhut) bekerjasama dgn Pertamina dalam bisnis pengisian daya kendaraan listrik dgn sistem swap".
"Kami terjemahkan dalam bahasa Indonesia: Electrum (perusahaan Luhut) bekerjasama dgn Pertamina dalam bisnis pengisian daya kendaraan listrik dgn sistem swap," sentil akun @PartaiSocmed.
👇👇
Sumber: https://t.co/22BNkqx2e5
— #99 (@PartaiSocmed) March 5, 2023
Hohohoo
— #99 (@PartaiSocmed) March 5, 2023
Kepala, pundak Lutut lagi, Lutut lagi
— wietj (@wietj4k) March 5, 2023
Pantesan ngebet bgt nyuruh beli motor listrik ternyata...
— ᮓᮙᮤᮃᮔ᮪ ᮯᮂ🪫 (@damiansstark) March 5, 2023