Bagaimana hukum mengumumkan masuknya awal Ramadhan atau Syawal (hari raya ‘Ied) dengan landasan metode HISAB, sebelum ditetapkan oleh pihak Hakim/Kemenag? Boleh atau tidak?
Jawab: jelas-jelas tidak boleh.
Referensi: Kitab Nushushul Akhyar karya ‘Mbah K.H Maimoen Zubair rahimahullah, hal: 10, dengan redaksi sebagai berikut:
وأما إعلان الإثبات قبل إعلان وزارة
الدينية الذي يؤدي إلى الإختلاف والتخاصم من بين مصدق ومكذب من المسلمين فمقرر المؤتمر بعدم الجواز دفعا للمفاسد، فينبغي بل يجب على الحكومة (ألوزارة الدينية) منعه. ألله أعلم
Artinya:
“Dan adapun mempublish itsbat yakni berita masuknya awal Ramadhan atau Syawal (hari raya Lebaran) dengan menggunakan metode HISAB, sebelum ada ketetapan dari hakim atau pihak kementerian agama, yang (tentu saja) akan berdampak pada terjadinya ikhtilaf (perselisihan) dan perdebatan antara pihak yang percaya dan yang membohongkan-nya dari sekelompok muslimin, adalah TIDAK BOLEH, karena semata-mata dalam rangka menolak aneka mafsadat (kerusakan dalam agama). Maka seyogianya bahkan sebuah kewajiban bagi pihak kementerian agama untuk mencegahnya (pihak yang mempublish Ramadhan dengan metode HISAB).
Allaahu a’lam.