Apakah Pekerjaan Paling Nikmat?
Oleh: Ustadz Hafidin Achmad Luthfie
Saya pernah menjadi guru Al-Quran di sebuah sekolah bonafide di suatu kota. Saya mengajar dari pukul 07.00 sampai 16.00.
Berapa saya digaji?
Satu bulan saya hanya digaji tujuh ratus ribu rupiah.
Saya tak melanjutkan kerja di lembaga tersebut. Karena gaji sebesar itu, tujuh belas tahun lalu, tak cukup buat memenuhi tuntutan kehidupan.
Saat itu, saya belum punya rumah. Kost yang saya tempati sebulannya bayar 400 ribu.
Saya pernah menjadi editor buku. Saya mengoreksi karya terjemahan para ustadz. Banyak terjemahan sangat jelek dari sisi bahasa. Bahkan kadang ada kekeliruan. Kalau sudah begitu kita punya dua pekerjaan: menerjemahkan ulang dan mengedit bahasanya.
Kerja yang menuntut berpikir keras dan mencurahkan semua pengetahuan berapa gajinya?
Zaman itu gajinya satu setengah juta rupiah. Masih lebih tinggi dari gaji menjadi guru. Tapi, tetap tak mencukupi biaya hidup.
Saya menghitung biaya transportasi umum, makan siang, serta tuntutan suplemen otak biar tak ngehank maka saya pun mundur teratur.
Saya pun kemudian beralih menjadi pedagang. Berapa besaran hasil berdagang?
Yang jelas lebih besar dari gaji sebagai guru Al-Quran di sekolah Islam yang tergolong elit tersebut serta editor buku.
Dengan berdagang saya bisa membayar hutang-hutang saya.
Saya juga bisa membantu sebagian sahabat-sahabat saya.
Sahabat saya seorang editor senior. Saya sering prihatin dengannya. Karena gajinya sebagai editor tak mencukupinya. Dan setiap bulan harus menutup kebutuhannya yang kurang. Kemana beliau mencarinya? Alhamdulillah saya dipercaya buat selalu membantunya. Dan, saya tak pernah memikirkan ia akan membayarnya. Sebagai sahabat saya mengikhlaskannya kalau tak dikembalikan. Sekalipun ia belum bayar kemudian minta pinjaman saya tetap memberikan. Dan, hal tersebut saya pandang sebagai bentuk wafa` saya kepada seorang sahabat. Apalagi saya pernah dalam posisi susah seperti beliau.
Dengan berdagang saya bisa membayar spp anak sahabat saya yang sudah wafat. Jujur saya tak cukup akrab dengannya dahulu. Tapi saya teringat dengan kebaikan almarhum guru saya yang membantu ayah saya dan memudahkan semua urusan kami. Bapak saya sering menyebut kebaikan almarhum guru saya dan ingin membalasnya. Dan, saya pun mencoba mewujudkan keinginan bapak saya tersebut kepada peninggalan guru saya rohimahullah.
Dengan berdagang saya bisa membantu sebagian saudara saya. Saya sering teringat kondisi bapak saya. Sebagai seorang tentara dengan pangkat sersan mayor, bapak saya tetaplah miskin. Ketika bapak saya butuh uang untuk membayar kebutuhan sekolah kami bapak saya tak ada yang membantu. Kondisi itu begitu membekas dalam diri saya: saudara yang mampu harus membantu saudaranya. Dan, saya jalankan hal tersebut secara sungguh-sungguh.
Dengan berdagang saya pernah menghabiskan 5000 dollar buat membeli kitab-kitab pribadi.
Tapi yang namanya berdagang penghasilannya tak pasti. Kadang kecil. Dan pernah juga besar. Allah Ta'ala pernah memberikan saya uang 350 juta dalam satu bulan. Sebuah peristiwa yang ajaib. Sampai sekarang saya memandang hal tersebut semata-mata kekuasaan Allah Ta'ala. Dan Allah Ta'ala mau mengajarkan pada saya satu hal: Bahwa ketika Allah Ta'ala berkehendak merubah orang miskin menjadi kaya sangat mudah. Dalam hitungan menit atau jam atau hari atau pekan atau bulan, Allah Ta'ala mudah melakukannya. Maka, jangan pernah putus asa dari rahmat Allah Ta'ala.
Sekarang saya ingin membuat sebuah pesantren. Butuh dana ratusan juta bahkan miliaran.
Bagaimana saya mewujudkan hal tersebut?
Saya mencoba mewujudkannya dengan berbisnis. Bisnis apa yang bisa menghasilkan ratusan juta bahkan miliaran?
Mboh. Saya juga belum tahu.
Tapi, lagi-lagi saya melihat kehendak Allah Ta'ala dan kekuasaan-Nya yang dahsyat. Dengan kekuasaan-Nya yang dahsyat Allah memberikan kepada saya sesuatu yang sangat sulit bahkan mungkin mustahil diwujudkan dalam waktu cepat justru mendekati kenyataan.
Apakah tak tertarik menambah istri? Tidak. Saya lebih tertarik membangun pesantren dan mewujudkan mimpi-mimpi saya tentang kebangkitan Islam.
Intinya dengan berdagang kita bisa melakukan banyak kebaikan. Baik dalam bidang sosial, pendidikan, dan dakwah.
Ayo berdagang/berbisnislah. Dengan berbisnis kita bisa menjadi muslim-muslim yang kaya serta banyak berbuat baik pada umat Islam.
(02-03-2023)
*fb