Seorang lelaki tua masuk rumah sakit disebabkan umurnya yang telah senja dan badannya melemah.
Setiap hari, seorang pemuda datang mengunjunginya dan duduk setia di samping beliau. Dia membantu lelaki tua itu, memberinya makan atau mencuci pakaiannya.
Dia juga menemani lelaki tua itu sambil berbincang ringan di taman rumah sakit lalu membantunya kembali ke ruangan tempat lelaki tua beristirahat. Dia pula membantu beliau berbaring.
Sang pemuda pun pergi setelah beliau tenang beristirahat.
Masuklah seorang perawat untuk memberikan obat kepada lelaki tua itu sambil berkata:
“Masya Allah wahai paman, begitu mengagumkan apa yang dilakukan oleh anak anda kepada anda. Amat langka di zaman ini seorang anak berbakti kepada orang tuanya.”
Lelaki tua itu memandang perawat tersebut sambil berkata di dalam hatinya: “Dia mengira bahwa pemuda tadi adalah anakku”.
Lelaki tua itu pun berkata kepada perawat tersebut:
“Pemuda tadi bukanlah anakku seperti yang engkau duga. Dulu, dia seorang anak yatim di lingkungan tempat kami tinggal. Kala itu, aku melihatnya menangis di samping pintu masjid setelah ayahnya meninggal.
Lalu aku membelikannya permen. Tangisannya pun terhenti sejak permen kuberikan.
Kini dia telah dewasa. Semenjak dia mengetahui keadaanku dan istriku yang sudah menua, dia mengajak istriku tinggal di rumahnya lalu membawaku ke rumah sakit ini untuk berobat.
Saat aku bertanya kepadanya: “Wahai ananda, kenapa engkau membantuku seperti ini?”
Dia pun menjawab dengan penuh senyuman:
“Wahai paman, permen itu masih terasa di mulutku hingga detik ini.”
_____
Diterjemahkan secara bebas dari sebuah page berbahasa arab.
(By Yani Fahriansyah)