ULAMA JUGA MENGKRITIK PENGUASA SECARA TERBUKA
Oleh: Ahmad Syahrin Thoriq
1. Ibnu Abbas mengkritik kebijakan sayidina Ali.
Ketika orang-orang menceritakan bahwa Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib menjatuhkan hukum bakar kepada orang-orang murtad, Ibnu Abbas berkata : "Janganlah kamu menyiksa dengan siksaan Allah (api).”
2. Wanita tua yang mengkritik Umar.
Ketika Amirul Mukminin Umar bin Khattab menetapkan kebijakan pembatasan mahar, seorang wanita tua angkat bicara menolaknya padahal Umar masih berdiri diatas mimbar.
“Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau tidak mendengar firman Allah : 'Sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun... (QS. An Nisa : 20)
Mendengar itu Umar langsung meralat keputusannya.
3. Abu Muslim menolak keputusan Muawiyah.
Mu’awiyyah berdiri di atas mimbar mengumumkan pemotongan jatah harta beberapa kaum Muslimin. Maka berdirilah Abu Muslim Al Khulani menolak dengan tegas, “Kami tidak akan mendengar dan taat wahai Mu’awiyyah !”
Mu’awiyyah berkata, “Mengapa wahai Abu Muslim?”
Abu Muslim menjawab, “Mengapa engkau memotong jatah itu, padahal jatah itu bukan hasil jerih payahmu dan bukan pula jerih payah ibu bapakmu ?”
4. Ibnu Sirin mencela penguasa dzalim di depan umum.
Ibnu Hubairah guberbur Iraq pernah memanggil Ibnu Sirin, Hasan al Bashri dan Asy Sya’bi ke istananya, lalu ia bertanya kepada al imam Ibnu Sirin : “Wahai imam apa yang kau lihat sejak kau mendekat pintu istanaku ?”
Ibnu Sirin menjawab tegas : “Disini aku melihat kedzaliman yang merata di mana-mana !”
5. Bantahan telak Syaikh Abdul Qadir Jailany.
Ketika gubernur Yahya bin Sa'id membuat keputusan yang merugikan rakyat, seketika sang imam berdiri dan mendebatnya : "Semoga orang Islam tidak lagi dipimpin oleh orang yang paling dzalim, apa jawabanmu kelak ketika menghadap Tuhan semesta alam atas keputusan dzalimmu ini ? "
Gubernur itu langsung gemetaran dan merubah keputusannya.
6. Ketegasan imam Sufyan ats Tsauri menolak hadiah.
Ketika khalifah al Mahdi datang bersama rombongannya menemui imam Sufyan ke rumahnya untuk memberi hadiah, beliau menolak dengan berkata : "Jangan pernah kau kunjungi aku hingga akulah yang mendatangimu, dan janganlah memberiku apa-apa sampai aku yang memintanya kepadamu..."
7. Demo Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Riwayat yang sangat masyhur, yakni ketika gubernur Damaskus berbuat licik dengan membuat kebijakan yang menguntungkan musuh Islam, Ibnu Taimiyah mengumpulkan masyarakat khususnya para pemuda untuk beramai-ramai mendatangi istana kegubernuran menyuarakan penolakan atas keputusan dzalim penguasa tersebut.
8. Al Imam Izz Abdul Salam mendamprat Sultan.
Imam Izz abdussalam pernah menemui sultan Najmudin yang sedang berbaris dengan pasukannya. Sang imam berteriak ke arah sultan : "Wahai Ayyub ! Apa hujjahmu di hadapan Allah ketika Dia nanti menanyaimu ,”Aku telah berikan kerajaan Mesir kepadamu lalu kenapa kamu memperbolehkan khamr !”
Sultan Najmuddin Ayyub terkejut lalu menjawab, “Apakah ini terjadi ?”
Sang imam menjawab, “Ya, di toko seorang perempuan telah dijual minuman khamr dan hal-hal lain yang munkar, sementara kamu bergelimang dalam kenikmatan kerajaan ini.”
9. Kata-kata pedas imam Nawawi ketika ada penguasa akan menetapkan pajak.
Imam Nawawi berkata kepada Malik Dzahir yang hendak memungut pajak dari rakyat : "Kamu dahulu itu cuma budak yang tidak memiliki apa pun. Dan sekarang kamu jadi raja yang di sekelilingmu saat ini banyak pelayan laki-laki dan perempuan serta istana-istana, dan ladang yang luas.
Kamu boleh memungkut pajak dari rakyat, asalkan engkau lucuti dulu kekayaan dirimu dan keluargamu."
***
Dan masih sangat banyak lagi riwayat para ulama terdahulu yang menyampaikan nasehat secara terang-terangan kepada penguasa.
Lalu apa mereka tidak tahu hadits tentang perintah menasehati penguasa diam-diam ? Tentu mereka tahu dan pasti lebih paham tentang hadits itu dari pada kamu. Karena hadits tentang masalah ini bukan cuma satu.
Karenanya imam Nawawi berkata : "Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk bersikap sopan dan lemah lembut kepada para pemimpin, serta anjuran untuk menasehati mereka secara diam-diam, termasuk juga menyampaikan aspirasi rakyat agar para pemimpin sadar dari kesalahan.
Tapi semua ini dilakukan secara diam-diam bila memang memungkinkan. Tapi jika nasehat dan kritik tidak bisa disampaikan kepada mereka dengan cara itu, maka sampaikanlah dengan terang-terangan agar kebenaran tidak tersia-siakan". (Syarah Shahih Muslim 18/18)
Wallahu a'lam.