PKB sudah merapat ke Golkar, Gerindra gimana..?
Airlangga dan Cak Imin sudah semakin intens dan mesra membicarakan koalisi. Cak Imin yang kelihatan sudah gerah dan bosan diPHP Capres/Cawapres KIR yang tidak pernah dideklarasikan akhirnya sudah tidak malu-malu lagi untuk selingkuh.
Sedangkan disaat yang sama elit Gerindra masih sibuk menggoreng Isu yang kontra produktif yaitu hutang Anies di Pilgub DKI 2017 yang sebenarnya itu adalah hutang pelaksanaan Pilkada dan otomatis sudah selesai/lunas dengan kemenangan Anies - Sandi di Pilgub 2017.
Kalau elit Gerindra mau sedikit menundukkan ego, misalnya PKB benar-benar jatuh kepelukan Golkar, Gerindra mau berpasangan dengan siapa? Untung Cak Imin masih mau jadi pasangan sejak bulan Juni 2022 lalu. Setelah lebih dari 7 bulan menunggu parpol lain, toh tidak ada yang mau bergabung seperti yang diharapkan oleh Gerindra. Sekarang jangankan bertambah, malah berpotensi tidak akan punya pasangan.
Gerindra seperti setengah hati untuk menjadikan Cak Imin sebagai Cawapres. Gerindra hanya mau suara PKB, tetapi tidak mau Cak Iminnya Cawapres, suatu hal yang mustahil. Belakangan Cak Imin sudah menaikan tawaran, Capres harga mati bagi PKB. Kalau sudah begini jadi makin pelik.
Kalau seandainya Gerindra (PS) tidak punya pasangan sampai hari "H" batas pendaftaran apakah akan bergabung dengan koalisi bentukan Golkar - PKB nanti..?
Pasti Gerindra tidak akan bisa mendapatkan posisi Capres, karena Gerindra masuk belakangan dan harus menerima apapun keputusan Golkar dan PKB.
Atau akan bergabung dengan Koalisi Perubahan? Tentunya juga akan menemui permasalahan yang sama.
Gerindra..! Sebelum serba terlambat..!
Lupakanlah gorengan blunder kasus Hutang Pilkada Pilgub DKI 2017. Fokuslah memastikan pasangan koalisi!
Belajarlah dari kasus JoMan - Jokowi Mania yang akhirnya masuk angin dan mencabut dukungan terhadap Ganjar karena terlampau lama di PHP dan tidak jelasnya status Capres/Cawapres yang diusung.
(Oleh: T Gusmand)