[PORTAL-ISLAM.ID] Ustaz Hanan Attaki memberikan pernyataan dan klarifikasinya terkait kabar penolakan pengajiannya di Pamekasan Madura yang menjadi viral di media sosial.
Ia memberikan klarifikasinya melalui video berjudul DICLAIMER yang ia unggah di akun YouTube pribadinya, Kamis (16/2/2023).
Dalam video berdurasi 48.38 menit tersebut, ia menjelaskan bahwa memang ada kabar viral soal penolakan pengajiannya di Pamekasan Madura.
"Dalam kesempatan ini saya ingin memberi sejumlah penjelasan terkait berita yang sedang viral di sosial media dan beberapa media cetak lainnya. Dalam berita bahasa tersebut adalah penolakan pengajian Ustaz Hanan Attaki di Maadura, di Pamekasan," ungkapnya.
Namun, ia tidak menyebutkan kapan kejadian itu terjadi lalu hanya menjelaskan bahwa ada sejumlah kelompok orang yang unjuk rasa kepadanya.
Ia mengungkapkan tuduhan yang dilakukan beberapa kelompok orang itu bahwa Hanan Attaki adalah wahabi dan merupakan pendukung Yahudi serta dianggap menghina Nabi Musa dan Sayyidah Aisyah.
Menurutnya, penolakan dan tuduhan serupa seperti itu bukanlah hal yang pertama karena ia sudah kerap menerimanya sejak tahun 2017.
"Sebenarnya ini bukan isu baru yang dituduhkan kepada saya. Karena fitnah ini sudah pernah sempat ramai sejak tahun 2017. Dan waktu itu juga saya sudah memberikan penjelasan tentang kesalahpahaman yang mengakibatkan fitnah tersebut. Tetapi karena mungkin sudah lama akhirnya ketika diangkat lagi dihebohkan lagi, beberapa dari kita kehilangan referensi penjelasan waktu itu," pingkasnya.
Ia menguraikan asal-usul tuduhan menghina Nabi Musa itu berasal dari potongan video yang tidak utuh.
"Ketika saya menceritakan cerita Nabiyullah Musa AS, kalau kita mendengar ceramah itu secara utuh itu saya sedang saya sedang menceritakan storytelling kehebatan Nabi Musa tapi yang dipotong itu saya menyebut Nabi Musa 'premannya nabi' akhirnya kesannya saya menghina Nabi Musa," terangnya.
Menurutnya, menyimpulkan sesuatu hanya dari potongan video saja tidak diperbolehkan dan dapat membuat fitnah.
Pasalnya, saat itu ia sedang menceritakaan hebatnya Nabi Musa karena ia sedang berhadapan dengan jamaah yang merupakan preman ingin hijrah, bertaubat, dan ada anak-anak jalanan yang bertato.
Kemudian ia juga menjelaskan tentang tuduhan menghina Aisyah, istri nabi yang disebut cewek gaul dan menyebutkan berat badannya.
Menurutnya, tidak ada yang salah apalagi menghina dengan kata 'cewek yang diucapkan.
"Di situ saya dikatakan saya menghina Sayyidah Aisyah dengan mengatakan cewek gaul, yang kedua beratnya Sayyidah Aisyah beratnya antara 50 atau 55 atau kurang dari itu,"
"Saya coba jelaskan kalau dalam hal ini, dalam konteks ini tidak mengaku adalah sebuah kesalahan atau menghina. Kalau Nabi Musa Preman Nabi Saya keliru. Keliru memilih diksi dan tak ada niat menghina. Tapi kalau cewek gaul dan beratnya sekitar 50 kilo itu bukan sama sekali penghinaan dan tidak ada yang salah dengan diksi itu," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa penyebutan cewek dalam bahasa konteks anak muda itu merupakan bahasa lain perempuan watau wanita muda.
Kemudian kata gaul yang kesannya identik dengan hal negatif.
"Saya tidak setuju dengan kesannya itu. Seolah-olah anak muda itu seolah-olah semua anak muda itu negatif. Gaul itu nggak selalu negatif lho," jelasnya. [Okezone]