[PORTAL-ISLAM.ID] Kasus penganiayaan yang menimpa David (17), putra dari salah satu petinggi GP Ansor masih menjadi perbincangan ramai terutama di media sosial.
Rafael Alun Trisambodo telah dicopot dari jabatannya di Ditjen Pajak Kementerian Keuangan buntut kasus kasus penganiayaan yang dilakukan anaknya, Mario Dandy Satriyo (20).
Rafael juga sudah menyatakan mundur dari aparatur sipil negara (ASN) Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak.
Namun mundurnya pejabat pajak ini belum membuat puas.
"Mundur tok yo nggak adil mas, anaknya harus dieksekusi," ujar salah satu netizen.
"kan ini bapaknya, anaknya idealnya qishosh," kata Gus Ainun Najib @ainunnajib, salah satu aktivis NU.
"Islam Nusantara gk kenal Qisos Gus," komen netizen.
"kenal lah, ada di Qur'an kok, Qur'an itu ideal implementasinya kontekstual," jawab Gus @ainunnajib.
***
SYARIAT QISHOS terdapat dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah 178-179:
178. Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) Qishos berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan perempuan. Tetapi barangsiapa memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia mengikutinya dengan baik, dan membayar diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula). Yang demikian itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Barangsiapa melampaui batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih.
179. Dan dalam Qishos itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.
*Tafsir ayat 179: Di dalam syariat Allah tentang Qisas itu terdapat kehidupan bagi kalian, karena dapat mencegah pertumpahan darah dan menghindarkan tindak kekerasan di antara kalian. Hikmah itu dapat ditangkap oleh orang-orang berakal sehat yang bertakwa kepada Allah dengan cara tunduk kepada hukum Allah dan menjalankan perintah-Nya.
***
Sebaik-baik hukum adalah hukum Allah.
Tidak ada satu pun hukum manusia yang lebih baik daripada hukum Allah.
Kewajiban kita adalah menjalankan perintahNya semampu kita, serta menjauhi seluruh hal yang dilarang olehNya.
Adapun kita sebagai manusia, hanya bisa mengupayakan agar manusia berhukum dengan hukum Allah.
Jika kita tidak mampu menegakkan hukum Allah dengan sempurna, semoga Allah subhanahu wa ta'ala mengampuni dosa-dosa kita.
(El Mujtaba)