[PORTAL-ISLAM.ID] Gempa dengan kekuatan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada Senin pagi, 6 Februari 2023. Gempa terjadi pada pada pukul 04.17 (01 17 GMT) saat masyarakat tengah tertidur pulas di tengah musim dingin.
Hingga saat ini, setidaknya 7.926 orang kini telah dikonfirmasi tewas dan hampir 40.000 terluka, menurut pejabat di Turki dan Suriah. Badan-badan mengatakan jumlah itu bisa meningkat secara signifikan karena banyak orang masih terperangkap di bawah reruntuhan.
Selain menelan korban jiwa, gempa Turki tersebut meratakan bangunan dan getarannya terasa hingga pulau Siprus dan Mesir.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menuturkan, ini merupakan bencana terbesar di Turki sejak 1939.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di 10 provinsi saat tim penyelamat berpacu dengan waktu di Turki dan Suriah.
Dilansir laman muhammadiyah.or.id, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan dukacita atas musibah gempa bumi di Turki dan Suriah. Pimpinan Pusat Muhammadiyah berharap pemerintah Indonesia segera memberikan bantuan kemanusiaan.
“Insya Allah Muhammadiyah siap dengan tenaga medis untuk bantuan kemanusiaan yang dikirim dengan berkoordinasi melalui Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia,” ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Haedar Nashir berharap bencana tersebut dapat segera termitigasi dengan sigap di kedua negara.
“Kepada warga negara di kedua negara tersebut Muhammadiyah menyampaikan simpati yang mendalam, kami percaya saudara-saudara kami di dua negara diberi kekuatan dalam menghadapi musibah berat tersebut kemudian bangkit dengan tangguh,” tutur Haedar pada Senin (6/2/2023).
Kirim Tim MDMC dan Galang Bantuan
Merespons musibah ini, Lembaga Penanganan Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bergerak cepat dengan menyiapkan 29 relawan Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah. EMT adalah tim medis darurat yang terverifikasi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut Ketua MDMC Budi Setiawan, Koordinator EMT Muhammadiyah dr Corona Rintawan SpEM telah menyiapkan 29 relawan dalam keadaan siaga dan siap berangkat. Saat ini, EMT Muhammadiyah tengah berkoordinasi dengan pemerintah yaitu BNPB, Kememko PMK, Pusat Krisis Kemenkes dan Kementrian Luar Negeri.
29 relawan dalam tim EMT itu sendiri terdiri dari 5 Dokter Emergency, 2 Dokter bedah orthopedi, 7 Perawat, 2 Apoteker, 1 Bidan, 1 Psikolog, 1 Safety & Security Officer, 7 Logistik (setup WASH dan lainnya), 1 Admin Medis, 1 Dokumentator, dan 1 Liaison Officer (P).
Seperti diketahui, tim EMT telah terjun menangani korban gempa di Nepal dan baru saja pulang dari misi menangani penyintas musibah banjir di Pakistan menjadi bagian dari Tim Kesehatan Republik Indonesia untuk Banjir Pakistan.
Atas musibah gempa yang menimpa Turki dan Suriah, MDMC mengajak masyarakat terutama warga Persyarikatan untuk ikut meringankan beban para penyintas dengan berdonasi melalui Lazismu.
👇👇👇
Alhamdulillah
— Toto Basito (@BasitoToto) February 7, 2023
Selamat bertugas
Semoga bermanfaat
Itulah sebabnya mengapa lembaga ini berbahasa Inggris
MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center)
Memang siap membantu penanggulangan bencana di seluruh dunia pic.twitter.com/HtXjHIMzUR