VONIS MATI SAMBO
Sesuai harapan masyarakat. Sambo akhirnya divonis mati oleh Majelis Hakim. Dosanya memang tidak terampuni. Seorang Komandan yang seharusnya menjaga tapi malah tega menghabisi nyawa anak buahnya sendiri.
Tapi sejak awal kasus ini, dan sampai sekarang, masih ada misteri yang menarik perhatian saya. Dan sampai sekarang belum terjawab.
"Mengapa Sambo sampai begitu kalap?"
Saya menyebutnya kalap, karena Sambo sampai turun tangan sendiri untuk membunuh bawahannya. Menurut saya, skenarionya amatiran lagi.
Padahal sebagai seorang Kadivpropam, Sambo bisa saja merekayasa Pembunuhan Brigadir J dengan lebih profesional. Atau bahkan menggunakan jasa Pembunuh Bayaran!
Makanya saya menyebut Sambo "Kalap", karena kalau tidak kalap, mana mungkin seorang Jenderal Bintang Dua di Kepolisian, dengan karir yang sangat cemerlang, rela kehilangan masa depannya karena membunuh anak buahnya sendiri.
Sekali lagi pertanyaannya "Kenapa Sambo sampai Kalap?"
Apakah benar seperti isu diluaran kalau Brigadir J memegang rahasia besar atasannya?
Atau benar seperti Pengakuan Sambo, ini murni masalah harga diri. Istri Sambo dilecehkan oleh Almarhum?
Saya sendiri kalau berlandaskan "Teori Kalap" ini, lebih yakin ke Pengakuan Sambo. Cuma menurut saya, Ibu PC, bukan dilecehkan. Tapi...
Sehebat apapun laki-laki, khususnya seorang Suami, hanya "kasus" harga diri yang membuat mereka bisa kalap. Termasuk saya sendiri.
Mungkin saya sendiri juga dengan senang hati akan menghujamkan badik ke tubuh orang yang "melukai" harga diri saya.
Tapi kalau isu yang diluaran benar, Almarhum J dibunuh karena memegang "rahasia" atasannya, sebaiknya hal ini dibongkar sampai tuntas. Apa rahasia tersebut sampai harus menumbalkan nyawa Brigadir J?
Saya juga berpikir, mengapa begitu mudahnya seorang Jenderal Polisi membunuh bawahannya sendiri. Kemudian Pembunuhan itu coba direkayasa dengan sangat-sangat amatir. Melibatkan banyak Perwira-perwira lain.
Apakah nyawa sudah sangat tidak berarti ditangan sebagian oknum-oknum Petinggi Penegak Hukum kita?
Bahaya sekali kita bernegara sejak dulu sampai sekarang. Berkali-kali anak bangsa yang dianggap musuh dan lebih lemah dibantai. Kemudian dilupakan dan terlupakan.
Kasus Marsinah, Munir, Talangsari, Km 50, dan terakhir Brigadir J. Semuanya dilakukan oleh "aparat Negara".
Padahal tujuan utama kita bernegara atau membentuk Negara ini adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, sesuai amanat Pembukaan UUD 1945.
Tapi kalau aparat Negara justru berkali-kali berubah menjadi jagal yang dengan sadis membunuh anak bangsa yang lain, ada baiknya kita pikir ulang konsep kita mendirikan Negara ini.
Satu Sambo memang sudah divonis Mati. Tapi bagaimana dengan Sambo-sambo yang lain. Sambo yang membunuh Marsinah. Sambo yang membunuh Munir. Sambo yang terlibat Pembunuhan KM 50?
Jangan-jangan Sambo yang divonis mati karena korbannya aparat Negara juga. Kalau korbannya rakyat biasa, malah dianggap angin lalu.....
(By Azwar Siregar)