Kelakuan sales dan marketingnya persis sama :
1. Esemka sudah dipesan 6.000 unit. Kenyataannya tidak pernah kita lihat satupun mobil esemka lalu lalang dijalan, kecuali promosi saat mau pilpres saja.
2. Jokowi kaget minat investasi IKN oversubcribe. Kenyataanya..?
3. Pesanan Meikarta sudah 100.000, kenyataannya hanya 18.000 unit.
Konsumen harus lebih hati-hati dengan teknik marketing yang menyesatkan seperti ini.
Dan Yayasan Lembaga Konsumen pun juga tidak berfungsi dengan tidak pernah memverikasi/memvalidasi dan mengedukasi konsumen.
(T Gusmand)