LAMARAN PUTRA PENDETA SAIFUDDIN IBRAHIM
Alhamdulillah, telah berlangsung prosesi ta'aruf dan lamaran. Di Victus Restaurant, Tebet, Jakarta Selatan.
Muammar Khadafi - putra ketiga Pendeta Saifuddin Ibrahim, bersama keluarga Muslim yang taat dari Malaysia.
Hadir lengkap: Abang Fikri (putra pertama) dan Abang Saddam Hussein (putra kedua).
Kedua belah pihak telah sepakat positif, dan akan melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Tanggal pernikahan: menyusul.
Insya Allah akad nikah akan diselenggarakan di Malaysia.
Semoga Allah memberikan kemudahan dan pertolongan selalu untuk kita semuanya ....
Terima kasih yang terbanyak kepada owner Victus Restaurant yang telah memfasilitasi tempat dan semuanya secara free untuk prosesi pensyahadatan dan lamaran yang berkah ini.
(Ipung Atria)
***
Aksi Pendeta Saifuddin Ibrahim Ditentang Saddam Husein dan Moamar Khadafi: Abi Cukup Bahas Kristen Saja
Aksi Pendeta Saifuddin Ibrahim ditentang Saddam Husein dan Moamar Khadafi, anaknya sendiri. Saddam Husein dan Moamar Khadafi memanggil Pendeta Saifuddin Ibrahim dengan sebutan Abi.
Saddam Husein dan Moamar Khadafi menentang ayahnya yang minta Al Quran direvisi dengan menghapus 300 ayat di dalamnya.
Mereka khawatir jika sang ayah masuk penjara. Pernyataan mereka diunggah dalam YouTube Terang Dunia seperti dilansir Suara.com.
“Masa abi mau mengulangi lagi, dipenjara lagi. Dafi bingung waktu abi masuk penjara, pas umi (ibu) meninggal,” ujar Khadafi.
“Abi ini sudah tua 57 tahun, pilih bahasa yang lebih enak didengar, jangan seperti umur 17 tahun,” tambah Khadafi.
Pendeta Saifuddin Ibrahim sendiri telah dilaporkan ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri dengan laporan polisi Nomor: LP/B/0133/III/2022/SPKT Bareskrim Polri tanggal 18 Maret 2022 dengan persangkaan Pasal 45A Ayat (2) Jo Pasal 28 Ayat (2) UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 Tentang ITE dan/atau Pasal 156 KUHP dan/atau Pasal 156a KUHP dan/atau Pasal 14 Ayat (1), Ayat (2) dan/ atau Pasal 15 UU No. 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
***
Anak Kandung Pendeta Saifuddin Ibrahim Tahu Ayahnya Murtad Saat Khusyuk Berdoa
PUTRA kedua Pendeta Saifuddin Ibrahim, Saddam Husein, bercerita moment saat dirinya pertama kali melihat ayahnya pindah agama menjadi murtad. Saat itu tahun 2006 dan Saddam Husein masih duduk di kelas 6 SD.
Sebuah video yang dirilis oleh Dawa Video pada 8 Januari 2015 pada Youtube, mendokumentasikan perasaan Saddam Husein ketika tahu ayahnya keluar dari Islam.
Padahal, Saddam Husein juga tahu bahwa sebelum murtad ayahnya pernah menjadi seorag ustadz. Ayahnya merupakan alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta, lalu menjadi pengurus Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu.
Dalam video tersebut, Saddam Husein, putera kedua dari Saifuddin juga menceritakan bahwa kemurtadan ayahnya tidak secara langsung diketahui kedua saudaranya dan ibunya.
Saddam Husein merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, hasil pernikahan Saifuddin Ibrahim denga Nurhayati.
Saddam Husen bercerita, ayahnya merasakan kekecewaan berat terhadap Pondok Pesantren Al-Zaytun. Keluarganya kemudian diboyong keluar dari Al-Zaytun Indramayu, meski tak langsung tinggal serumah dengan semua keluarganya.
Pada masa itulah, Saddam satu-satunya anak yang dibawa ke Jakarta oleh Saifuddin Ibrahim dan kemudian mengetahui kemurtadan ayahnya.
Kata Saddam Husein, ayahnya mengunjungi beberapa “teman” Saifuddin, yang belakangan diketahui di antaranya pemimpin Ziokindo (Zionis Kristen Indonesia) yakni Edi Sapto.
Di saat kunjungan tersebut, didapati oleh Saddam Husein bahwa Saifuddin telah berdoa layaknya seorang Kristiani, begitu khusyuk, dan mengimani Yesus sebagai juru selamat.
Merasa terpukul dengan kemurtadan Saifuddin, Saddam yang masih kelas 6 SD ketika itu (2006) tak dapat menghentikan air matanya.
Saddam Husein tak habis pikir, ayahnya yang seorang ustadz dapat begitu mudah menjadi kafir.
Setibanya di rumah, Saddam tak mampu mengutarakan langsung apa yang ia ketahui tentang ayahnya kepada Ibu dan kedua saudaranya, karena tinggal di tempat yang berbeda.
Namun, tak lama kemudian Saifuddin memboyong semua keluarganya ke Jakarta dan mulai mendakwahkan Injil kepada dua saudaranya yang lain, yakni Reza Fikri (anak pertama) dan Muammar Khadafi (anak ketiga).
Muammar yang masih polos ketika itu menganggap ayahnya masih seorang ustadz yang sedang mengajarkan tentang apa itu agama Kristen, maka tidak ada yang curiga, termasuk isteri Saifuddin, Nurhayati.
👇👇👇