[PORTAL-ISLAM.ID] Video tiktok Sandiaga Uno yang berdurasi 59 detik telah mengklarifikasi tentang penggunaan dana di Pilgub DKI 2017 yangb diframing Anies berhutang kepada Sandi sebesar 50 miliar. Sandi sendiri yang menyatakan bahwa dana-dana yang dipakai dalam pilgub adalah bagian dari dana-dana perjuangan. “Kalau tidak mau berkorban ya jangan jadi pejabat,” ujarnya.
Video itu sekaligus membantah pernyataan Erwin Aksa dari Golkar dalam sebuah wawancara podcast dengan Akbar Faisal di channel Youtube Akbar Faisal. Dalam membuat pernyataannya Erwin Aksa diliputi keraguan dan ketidakpastian tentang hutang-piutang itu. Tapi gara-gara pernyataan Erwin Aksa itu gaungnya sangat luas dan telah menjadi bola liar dan mendegradasi citra Anies. Menyatakan sesuatu yang belum pasti di muka umum sama dengan menyebarkan berita bohong. Apa tujuan Erwin Aksa menyebarkan berita bohong itu ? Untuk menaikkan elektabilitas suara Golkar ? Sungguh sebuah langkah yang sangat tidak terpuji.
Adalah hal yang sangat wajar jika sebuah pasangan dalam pilkada saling melengkapi, karena setiap orang ada kelebihan dan kekurangannya. Anies dan Sandi demikian juga, salah satunya punya kelebihan dari segi popularitas dan yang satunya dari segi pendanaan. Anies sudah sangat dikenal baik di kalangan warga Jakarta sedangkan Sandi punya kelebihan dari segi pendanaan.
Sandiaga Uno sewaktu maju Pilgub 2017 adalah orang yang belum dikenal masyarakat Jakarta, selain oleh para pengusaha. Tanpa Anies Sandi bukan siapa-siapa. Sebagai sebuah pasangan, memang harus saling melengkapi. Jadi sangat mengherankan jika dana yang digunakan Anies dalam Pilgub disebut sebagai hutang-piutang.
Anies memang Gubernur termiskin. Tapi Anies tetap konsisten dengan kejujurannya. Dia tidak mau korupsi dan menyalahgunakan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri seperti kebanyakan Gubernur yang lain. Tidak heran jika banyak Gubernur yang akhirnya terjaring OTT KPK.
Kejadian ini juga sekaligus mempertegas tentang langkah KPK yang keliru yang mengincar Anies sebagai Gubernur yang korup. Ketua KPK Firli Bahuri sangat bernafsu mentersangkakakan Anies karena telah korupai di gelaran Formula E. Padahal BPK tiga kali berturut-turut menyatakan tidak ada penyimpangan dana di Formula E. Hal ini diperkuat dengan telah dikeluarkannya hasil audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Jojo Sunarjo dan rekan, yang menyatakan bahwa gelaran Formula E bukannya rugi tapi untung 5.29 miliar. Adakah Firli itu sebenarnya bukan penegak hukum yang lurus, tapi dia termasuk bagian dari bad cops (polisi busuk) yang menyusup ke KPK ?
Anies akan terus diserang dengan berbagai framing buruk dan fitnah. Para buzzer, Anies haters dan Ganjaris senang jika ada berita buruk tentang Anies. Mereka langsung menggorengnya dengan narasi-narasi yang menjijikkan. Tapi akhirnya mereka gigit jari karena berita itu ternyata cuma isapan jempol.
Emas tetaplah emas. Diutak-atik bagaimana pun emas tidak akan kehilangan jati dirinya. Dan inilah yang dimaksud jalan terjal oleh Anies menuju puncak kekuasaan tahun 2024.
Kepada para pendukung Anies tetap semangat, solid, sabar dan selalu ber-husnuzhann, sehingga pada akhirnya semuanya akan berbuah kebaikan. [suaranasional]
Bandung, 16 Rajab 1444
Sholihin MS