Untuk memajukan Korea, pemerintah menyerahkan urusan ekonomi kepada para Chaebol atau oligarki kaya. Semua masalah diputihkan.
Untungnya para Chaebol ini masih memiliki sedikit rasa nasionalisme dan solidaritas, mereka tahu jika ingin makin kaya maka pendapatan masyarakat Korea harus naik demi perputaran uang. Sehingga harus menciptakan banyak pekerjaan bergaji besar.
Naiknya pendapatan rakyat membuat naiknya konsumsi, kualitas SDM meningkat, tentu saja harta para Chaebol juga akan naik.
Berbeda dengan di beberapa negara lain, dimana para oligarki kurang punya rasa nasionalisme dan solidaritas. Demi meningkatkan laba bukan dengan cara memperkuat pasar, malah menekan biaya produksi. Mereka mati-matian menekan upah pekerja semurah mungkin.
Itulah perbedaan Chaebol dan oligarki di tempat lain, mereka sama-sama serakah dan sama-sama elitis kecil yang menguasai ekonomi, bedanya cuma 1 hal, Chaebol berhasil menciptakan pekerjaan bergaji besar.
Kira-kira begitu yang terjadi di Korsel, dari negara miskin dimana rakyatnya sampai menjual darah untuk hidup kini menjadi negara yang terkenal dengan oplasnya.
Tahun 60-an mereka lebih parah dari Wakanda, mineral, migas, batubara gak punya.
Bahkan kayu tercepat, 15-20 tahun baru panen, setara 4 tahun wakanda.
Tapi mereka punya akses lahan perkebunan, hutan dan tambang dan migas dimana mana melalui penanaman modal.
Secara teknologi militer juga udah jadi eksportir senjata berat
(Pega Aji Sitama)