AKANKAH DEMOKRAT DAN PKS AKAN LANJUT JADI TEAM LATO-LATO....?
By Azwar Siregar
Sebenarnya kalau menulis tentang dua partai ini saya mesti hati-hati untuk memilih diksi. Bukan apa-apa, kedua Partai ini terlepas dari kekurangannya, adalah Partai yang paling layak disebut perwakilan "Oposisi".
Sayangnya mereka sering kalah sigap (baca : kurang licik) dengan manuver para Politikus Bangkotan seperti Pak Bewok misalnya.
Coba pelan-pelan kita renungkan. Pikirkan. Dengan kepala jernih. Saat ini, hanya PKS dan Demokrat yang "benar-benar" berada diluar Pemerintahan.
Lucunya, untuk Pilpres 2024 mereka malah jadi follower Partai Pak Bewok. Mengusung tagline "Perubahan". Sangat oposisi sekali. Padahal Pak Bewok adalah Pendukung Utama dari Rezim Pak Jokowi.
Pendukung Koalisi ini jelas-jelas masyarakat yang anti dengan Pak Jokowi (baca : Oposisi). Makanya mereka sebut Koalisi Perubahan. Berasal dari kata Berubah alias Berganti. Tapi motor utamanya dan yang jadi "leader" malah Pak Bewok yang pendukung utama Pak Jokowi!
Makanya saya sempat membuat tulisan yang menyentil Koalisi Perubahan ini sebagai Koalisi Munafik. Tentu saya bukan menuduh rakyat yang cuma jadi korban permainan.
Melihat perkembangan yang terjadi, masih besar kemungkinan kalau Koalisi Perubahan ini kedepan akan ditinggal oleh Partai Pak Bewok.
Karena pada posisi sekarang, baik Demokrat maupun PKS sudah terkunci. Tidak bisa ngapa-ngapain lagi. Karena tanpa Partai Pak Bewok, Koalisi Perubahan cuma Koalisi Angin Kosong. Tidak mencukupi suara untuk mengusung Capres.
Makanya ketika Demokrat dan PKS mencoba mempertahankan harga diri dengan meminta "jatah" Cawapres baru mau mengumumkan Anies sebagai Capres, Partai Pak Bewok tinggal main drama. Berkunjung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dan Koalisi Indonesia Bersatu.
"JRENGGGGG....JRENGGG....."
Demokrat dan PKS langsung menyerah. Sepakat mengumumkan Anies jadi Capres tanpa syarat. Padahal sebelumnya, kedua Partai ini bersikeras, Pengumuman nama Capres dan Cawapres mesti sepaket.
Dan Pak Bewokpun akhirnya bisa tersenyum. Game psikologis dia menangkan. Tinggal memaksa Cawapres harus "pilihan" dia lagi. Dibalut dengan kata-kata "Terserah pilihan Mas Anies sebagai Capres".
Lah, Anies aja sekalipun belum resmi jadi Kader Partai Pak Bewok, tapi orang paling lugu politik sekalipun menyadari kalau Anies cuma Boneka Pak Bewok.
Kalau ngga, ya ngga mungkin "jatah" Cawapres sebelumnya diperebutkan oleh Demokrat dan PKS. Secara de facto Anies adalah "perwakilan" Partai Pak Bewok. Sekarang "jatah" Cawapres juga ternyata mau dikuasai Pak Bewok sendiri.
Kasihan Demokrat dan PKS....
Apalagi dengan kondisi ini, tetap tidak ada jaminan Partai Pak Bewok akan "setia" dengan perkawinan politik aneh mereka (Pendukung Rezim Pak Jokowi berkoalisi dengan Oposisi).
Masih sangat besar kemungkinan Pak Bewok akan putar haluan. Kembali ke Koalisi Pemerintah. Kemungkinan besar ke KIB, mengingat Pak Bewok kurang "cocok" dengan Pak Prabowo. Mungkin masalah pemahaman Nasionalisme yang berbeda.
Artinya Demokrat dan PKS akan kembali menjadi team lato-lato.
Suaranya berisik, bisa juga dianggap menghibur, tapi tetap lebih sering dianggap mengganggu dan tidak dianggap.
"Tek...ktek...ktek...ktek...."
(fb)