Baca-baca berita soal Masjid Al-Jabbar yang viral banget habis diresmikan, kemudian jadi kotor karena pada buang sampah sembarangan.
Mohon jangan tersinggung. Memang sejak awal masjid tidak dibuat untuk bermegah-megahan, tapi untuk beribadah.
Bukan berarti masjid tak boleh megah. Masjidil Haram dan Masjid Nabawi kurang megah apanya. Tapi yang membuat orang ke sana adalah gairah beribadah, bukan ingin selfie, takut ketinggalan yang viral, dsb.
Jika masjid dikunjungi karena daya tarik fisik-materialnya saja, maka yang hadir pun tidak memiliki adab yang benar. Ini sama seperti seleb dengan ulama. Fans para seleb seringkali kurang ajar, karena mereka hanya kagumi fisiknya saja. Lain dengan ulama, dicintai karena ilmunya.
Maka pecinta ulama tak berani bertindak kurang ajar dengan ulama, sama halnya seperti para pecinta ibadah takkan mengotori masjid. Tapi kalau pecinta konten yang isi hatinya hanya FOMO, ya apa boleh buat.
Saya rasa masjid megah di Indonesia sudah cukup banyak. Yuk, kembali fokus kepada hal-hal yang sebenarnya penting. Ramaikan masjid dengan kajian dan ibadah, bukan kemewahan dunia dan gengsi, apalagi ashabiyah kelompok. Masjid adalah Rumah Allah.
Sekali lagi, poin saya bukanlah soal kemegahan masjid, tapi soal bagaimana masjid itu dipersepsikan kepada publik. Jangan jadikan kemegahan sebagai daya tarik utamanya, karena masjid bukan tempat untuk mengingat kemewahan dunia.
(Dari twit Akmal Sjafril @malakmalakmal)