Ada Apa dengan AS? Bangkrutnya Spiritualitas dan Disintegrasi Moral
AS mencatat 39 penembakan massal dalam rentang 24 hari sejak awal tahun baru, dengan setidaknya 70 orang tewas dan 167 luka-luka.
Penembakan massal yang kerap terjadi di AS merefleksikan potret masyarakat yang sakit karena runtuhnya spiritualitas dan disintegrasi moral.
Runtuhnya spiritualisme dan moralitas mereka bermetamorfosis dari awalnya ekspresi individual kini menjadi depresi kolektif. Apa yang pada mulanya ekspresi individual kini seiring waktu menjadi elemen kemarahan komunal yang akut
Dulu, jika para penderita depresi tidak menemukan jalan keluar, maka mereka secara individual melakukan bunuh diri. Namun, mereka kini menyalahkan orang lain atas keadaan dirinya, menganggap kemalangan yang menimpa dirinya sebagai bagian dari problem sistemik, dan menuntut orang lain turut bertanggung jawab. Sebagai pelampiasannya, mereka membunuh dan melukai orang sebanyak-banyaknya dan setelah itu, baru bunuh diri.
Di lihat dari frekuensi dan korbannya, aksi penembakan massal di AS dalam 10 tahun terakhir lebih besar dari kejahatan 'terorisme' sejak 9/11 dan faktanya merupakan aksi terorisme sebenarnya yang mengancam AS. Mayoritas pelakunya kulit putih. Dalam masyarakat yang secara spiritual runtuh, maka kejahatan semacam ini akan cenderung membesar dan tidak akan berhenti hanya dengan kebijkan pengendalian senjata.
Dalam sudut pandang iman kita, ada dua pelajaran penting yang dapat kita petik:
Pertama, Allah SWT mengungkapkan kepada hakekat tersembunyi kerapuhan peradaban minus iman, sekalipun tampak diselimuti kekuatan fisik dan kegembiraan semu.
"Dan janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu rasakan, sedang kamu masih dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan." (An Nisa;104)
Kedua, Iman (baca: Islam) mendorong kebangkitan bangsa, sebaliknya pengabaian dan penolakan mengakibatkan kebangkrutan spritualitas dan disintegrasi moral.
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah."
Semoga kita tidak menempuh jalan yang salah.
Wallahu A'lam.
(Ahmad Dzakirin)