[PORTAL-ISLAM.ID] Bakal calon presiden usungan Partai NasDem Anies Baswedan memiliki kemampuan dalam berdiplomasi di tingkat global. Bahkan di antara semua bakal calon presiden yang ada saat ini tidak ada yang bisa menandingi mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut dalam bidang ini.
“Anies itu, kalau kita lihat dari calon-calon aspiran capres yang ada sekarang, enggak ada yang bisa saingi Anies dalam soal ini,” jelas pakar luar negeri Smith Alhadar dalam podcast “Dipimpin Anies, Indonesia Bisa jadi Game Changer di Indo-Pasifik” di kanal Youtube @Jurnal Politik TV, dikutip KBA News, Sabtu, 7 Januari 2023.
Kemampuan Anies berdiplomasi di dunia internasional, ujarnya melanjutkan, tidak lepas dari latar belakang pendidikannya. Anies menyelesaikan master di bidang International Security and Economic Policy di Maryland University dan doktor Political Science di Northern Illinois University, keduanya di Amerika Serikat.
“Karena dia itu bersekolah di sana [AS], S2 dan S3. Dan yang paling penting track record dia ketika memimpin Jakarta itu sebenarnya Anies telah menjalankan politik luar negeri,” jelas penasihat Indonesian Society for Middle East Studies ini.
Kemampuan Anies dalam berdiplomasi ini terbukti saat dia membangun Jakarta International Studium (JIS) dan menyelenggarakan Formula E. Dalam membangun dan menjalankan kedua mahakarya tersebut, Pemerintah Pusat tidak mendukung bahkan memboikot terutama terkait ajang balap mobil listrik bertaraf internasional tersebut.
“Supaya proyek ini gagal. Karena ini dianggap proyek Anies yang bisa melejitkan namanya di panggung internasional. Sehingga semua BUMN menolak kerjasama dengan Anies,” beber Smith.
Namun, berkat kemampuannya berdiplomasi, Anies sukses meski tanpa dukungan perusahan-perusahaan BUMN. Karena korporasi-korporasi raksasa dunia justru berbondong-bondong memasang iklan mendukung pelaksanaan ajang balapan “jet darat” tersebut.
“Itu tidak mungkin bisa berhasil kalau Anies tidak mempunyai kemampuan diplomasi,” tegasnya.
Contoh yang paling menarik, adalah ketika Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Gutteres takjub mendengar pidato singkat Anies selaku Gubernur DKI Jakarta pada April 2021 lalu dalam forum virtual Dialogue Between C40 Mayors and UN Secretary General-Advancing Carbon Neutrality and Resilent Recovery for Cities and Nation.
Usul Anies dalam pidato yang hanya dua menit terkait kebijakan dari dampak perubahan iklim langsung diterima oleh Sekjen PBB. “Dan begitu habis mereka dialog, Sekjen [PBB] menyatakan, saya setuju dengan pandangan Anda dan dia [Sekjen PBB] ikuti,” terang Smith.
Lebih jauh, Smith menjelaskan dalam pergaulan internasional, ada banyak instrumen yang dilakukan sebuah negara dalam mempengaruhi negara lain. Pertama, lewat ekonomi misalnya memboikot. Kedua, mempermalukan negara target dengan mengeskpose kasus-kasus negara tersebut di dunia internasional. Ketiga lewat perang. Keempat melalui diplomasi secara umum.
“Nah yang lain itu adalah diplomasi umum. Ini murah, risikonya kecil. Tapi dia memerlukan kecanggihan, kecerdasan, pemimpin sebuah negara. Karena dia enggak ada modal kecuali ngomong bagaimana mempengaruhi lawan bicaranya,” ungkapnya.
Di antara bakal capres, katanya lagi, tidak ada yang memiliki kemampuan seperti Anies dalam berdiplomasi. Menurutnya, Indonesia akan diuntungkan kalau Anies yang menjadi pemimpin negeri ini periode mendatang.
“Ini kekuatan Anies. Ini modalnya. Karena itu saya sangat yakin kalau Anies menjadi presiden Indonesia, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan dari politik luar negeri itu. Karena lebih dari kapan pun di dunia global pada saat ini, politik luar negeri itu berperan penting,” tandasnya.
(Sumber: kba)