*Sekilas uneg-uneg
Mengkritisi wahabi itu gampang, yang bantu dan dukung dari kalangan sendiri pasti banyak.
Tapi mengkritisi liberal, yg komplain yang banyak, soalnya liberal ini masuk melalui budaya, ngaku NU pula, asli bikin kesel.
Dulu mereka sok intelek namanya JIL (Jaringan Islam Liberal) tapi tidak laku, sekarang bermutasi gaya tasamuh (toleran) tapi tentu saja tanpa pakem, nggak lagi pakai nama JIL tapi NUNUT URIP ndompleng nama besar NU.
Dan ternyata kali ini mereka berhasil, banyak awam yang terkecoh kemudian ikut-ikutan menganggap sesajen boleh, dangdutan biduan di acara pengajian boleh, ikut natalan boleh, ini itu serba boleh, ini kearifan lokal harus dilestarikan, Islam datang dari Arab harus menghormati budaya lokal, akhirnya Syariat dilewati begitu saja dengan alasan produk arab, dan terkadang ada yg berkilah Demi Dakwah. Kyaiku bilang "Dakwah NDAS-mu".
Sekarang, setiap mengkritisi perilaku LIBERAL yang amat bertentangan dengan TATANAN ASWAJA, maka mayoritas yang komplain pada TS saya selalu MENGIRA saya menyerang NU. Loh pie tho rek..??
NU itu memiliki Manhaj yang sangat mengedepankan Sanad Keilmuan bahkan bisa dibilang GUDANGNYA SANAD dalam mengi'tibar Syariat, masak orang-orang yg mengabaikan Syariat semacam itu mau dianggap mewakili NU?
(M Anwar Rifai)