MENGHADAPI FIR'AUN
Oleh: Ustadz Abrar Rifai
Terima kasih, Mbah Nun. Setidaknya keterusterangan untuk menyebut Firaun, Haman dan Qarun, memantik kesadaran Bangsa ini, bahwa kita semua sedang disekap secara kolektif.
Ada banyak tokoh yang dikenal berseberangan dengan Pemerintah, dipaksa harus mendekap di penjara. Di antaranya ada yang harus menanggalkan nyawanya di penjara.
Bahkan beberapa orang juga ditembaki secara brutal di jalanan!
Pelaksanaan Pilpres yang paling rusuh juga adalah yang telah melahirkan Pemerintahan hari ini. Unjuk rasa menentang hasil Pilpres 2019 berujung kerusuhan dan nyawa melayang.
Belum lagi sekian banyak orang mati, yang disebut sebagai petugas KPPS. Entah karena apa?
Nah, menyongsong Pilpres 2024 nanti, Mbah Nun mencoba mengingatkan Bangsa ini, jangan lagi mati sia-sia. Sebab Fir'aun, Haman dan Qarun saat ini begitu mencengkeram. Makanya, “Koen gak mungkin iso menang!” (kamu gak mungkin bisa menang), sergah Mbah Nun.
Sebab menghadapi Tri Power: Fir'aun, Haman dan Qarun, kalau mau selamat hanya ada dua pilihan:
1. Menjunjung mereka, seperti yang telah dilakukan para centeng. Dengan begitu, Anda bukan hanya selamat, tapi Anda juga akan mendapatkan serpihan harta dari pundi-pundi mereka.
2. Mendiamkan mereka sebab kita sadar akan kekerdilan diri, yang tidak punya kekuatan melawan mereka. Karena melawan mereka dalam ketidakberdayaan, itu artinya bunuh diri!
Setelah Mbah Nun menyampaikan pesannya, harusnya kesadaran itu kita genggam. Kita lakukan konsolidasi sebagaimana kesatuan Musa dan Harun.
Setelah itu atur strategi sebaik mungkin. Minta pada Allah agar ada di antara kita yang mempunyai tongkat seperti Musa, untuk menelan ular-ular tukang sihir Fir'aun.
Pun, saat nanti Fir'aun mengejar kita, berharap tongkat itu bisa membelah lautan. Agar kita bisa selamat menyeberang. Kemudian Fir'aun dan para penyokongnya tenggelam di situ.
Sebab kalau tidak, justru kita yang akan tenggelam di laut. Sementara Fir'aun, Haman dan Qarun akan terus berkuasa. Walau mungkin berganti muka dan badan.
(*)