[PORTAL-ISLAM.ID] Pengamat Politik, Rocky Gerung menyoroti manuver yang baru-baru ini kerap dilakukan oleh Joko Widodo alias Jokowi.
Dirinya mencurigai ada yang diinginkan mantan gubernur tersebut dalam blusukannya yang tiba-tiba sering dilakukannya lagi.
Menurut Rocky, dirinya curiga Jokowi ingin wacana tiga periode kembali, tak heran dia bluskan ke Pasar Airmadidi di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, Kamis (19/1/2023)
"Kita lihat kontras etik antara pemimpin yang mengerti hakekat kekuasaan dan yang mengekspoitasi kekuasaan, Pak Jokowi ingin tiga periode makanya dia blusukan terus bahkan mengerahkan aparat," ujar Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung, tak ada gunanya presiden Jokowi melakukan blusukan sementara elaktabilitasnya sudah merosot.
"Kan data terakhir Indonesia masuk 100 dari negara termiskin di dunia, itu artinya gagal, kalau gagal ngapain perpanjang ngapain blusukan, bahkan di Minahasa terlihat bahwa memang ada mobilisasi," kata Rocky Gerung
"Jadi saya kenal sifat kuasa yang mendekatkan diri dengan cara yang enggak masuk akal, kita tahu di mana ada Jokowi di situ ada rakyat berkumpul tapi dimobilisasi," tambahnya.
Lebih lanjut Rocky Gerung bahkan menganggap bahwa Jokowi sudah layaknya telanjang tanpa power.
Apalagi menurutnya ada dugaan mobilisasi massa pasar dengan mengerahkan aparat.
"Jokowi tidak punya power, makanya blusukan sambil lempar hadiah. Orang di sekitanya bilang Jokowi masih pakai sutra padahal semua orang yang pakai otak tahu bahwa beliau telanjang," ujar Rocky Gerung.
"Ini pemerintahan boros politik tapi miskin etika," tuturnya.
Diketahui bahwa salah satu tujuan Jokowi mengunjungi pasar tersebut untuk mengecek harga bahan pokok.
Usai berdialog dengan pedagang, Jokowi menyebut harga-harga bahan pokok di Sulawesi Utara masih stabil.
"Biasa, mengecek harga-harga, utamanya harga sembako, beras, minyak. Saya kira di Sulawesi Utara kondisinya stabil, inflasi juga sangat terjaga di angka 4 persen di Kota Manado dan sekitarnya saya kira sangat baik," kata Jokowi.
Pada saat akan memasuki mobil untuk melanjutkan perjalanan, tampak ribuan masyarakat memenuhi jalan.
Melihat jalan yang menjadi sempit karena dipenuhi masyarakat yang akan menyebabkan kendaraan bergerak perlahan, Jokowi lantas memilih berjalan kaki sambil membagikan kaus.
Setelah berjalan kaki selama 30 menit, Kepala Negara memasuki kendaraan untuk melanjutkan perjalanan menuju Bendungan Kuwil Kawangkoan. [wartaekonomi]