Kalau GP Capres/Presiden, Ketum PDIP harus sekalian direbut.. 😅
Oleh: T Gusmand
Bukan bermaksud judulnya provokatif, tetapi bisa kita bahas dan buktikan. Kenapa gw yakin banget GP kemungkinanya tipis dicalonkan Capres PDIP.
Sebagaimana kita ketahui hanya tinggal PDIP satu-satunya partai konvensional/Paternalistik yang masih tersisa saat ini. Catatan: Bisa jadi PD juga akan menjadi partai paternalistik selanjutnya, kalau AHY terus menjadi ketum abadi PD.
Pertanyaanya, kenapa PDIP masih bertahan? Karena masih bisa menjual nama besar Soekarno. Harus diakui nama Soekarno adalah perekat dan pemersatu partai ini.
Seperti yang pernah gw bahas sebelumnya karena alasan usia sudah uzur (buktinya pidato aja sudah sering ngelantur), mau tak mau 2024 adalah periode transisi dari Mega ke Puan.
GP memang kader PDIP, tetapi sebagai kader yang ambisius dan dari awal sudah kelihatan indikasi mbalelo, sangat riskan dan beresiko kalau GP dicapreskan dan jadi RI-1. Akan sangat sulit dikontrol oleh Puan si anak mami yang lemah dan tidak punya ketegasan.
Apalagi kalau GP dan disokong mentornya Pak Jo berkolaborasi, akan sangat mudah bagi mereka untuk mengambil alih ketum PDIP. Tidak sampai 6 bulan pemilik PDIP akan beralih dari trah keluarga Soekarno menjadi trah keluarga kakek Sugiyono 😅
Dan kenapa kalau misalnya GP, RI-1 juga pasti ingin jadi ketum PDIP? Karena berkaca dari mentornya Pak Jo yang tidak jadi ketum PDIP, akan selalu dianggap "petugas partai" predikat yang sangat merendahkan sebagai presiden, dan juga harus "nelongso" dimasa pensiunnya, karena dihantui dosa sejarah pemerintahanya. Tidak ada lagi partai yang akan melindunginya, karena dia bukan siapa-siapa lagi setelah pensiun.
Jadi kalo GP dicapreskan, posisi Ketum PDIP harus sekalian direbus eh direbut, alias harga mati agar dia dan mentornya Pak Jo "aman dan tidak diutak utik" dalam masa pensiunnya nanti.
Ada pepatah, Sekali merengkuh dayung 2 atau 3 pulau terlampaui. Sekali jadi capres/Presiden, Ketum PDIP harus ditangan, agar Pak Jo dan dirinya terselamatkan.. 😅
Dan gw yakin diantara elit dan kader PDIP pasti banyak yang bersimpati dan ingin mendukung GP jadi RI-1. Tetapi mereka hanya bisa melihat dari jauh dan tetap patuh menunggu pengumuman Capres dari Mega, bukan karena tidak punya nyali (walaupun diultimatum Mega). Tetapi ini menyangkut keberlanjutan PDIP sebagai partai. Kalau trah Soekarno tidak lagi menjadi trade mark partai ini maka hampir dapat dipastikan partai ini akan pecah menjadi beberapa faksi sepeninggal Mega. Paling sedikit ada 2 faksi. Sebagai indikasi awal ada faksi dewan kolonel dan faksi dewan kopral.
Sebagai partai terbesar dengan banyak kader dan dengan segala kepentinganya, wajar ada friksi dan intrik internal diantara mereka untuk berebut posisi-posisi strategis di lingkungan partai. Dan sekarang bukan tidak ada friksi diantara faksi-faksi itu. Tetapi belum muncul kepermukaan dan masih bisa dikontrol oleh ketegasan Megawati.
Jadi pencapresan Puan bukan saja diinginkan Megawati, tetapi juga dibutuhkan oleh seluruh stake holder partai (baca elit dan kader PDIP) agar partai ini tetap eksis dan tidak terpecah pecah.
He eh..
(fb)