Ekonomi Turki sebenarnya tumbuh sangat besar. Produksinya tinggi. Makanya GDP PPP (daya beli) sangat tinggi, hampir 40 ribu USD, padahal nominalnya cuma 10 ribu Dollar. Artinya barang-barang produksi lokal Turki sangat melimpah dan murah harganya.
Yang bikin mata uang Lira anjlok adalah kebutuhan barang impor, terutama energi, sementara devisa tergerus gara-gara lumpuhnya pariwisata yang jadi andalan Erdogan. Ini akar masalahnya.
Untuk mengatasi itu Erdogan ngotot tidak mau menuruti pasar agar menjaga nilai tukar terhadap Dollar, Erdogan malah bilang terserah mau mahal sampai mampus.
Jika pasar dituruti, negara harus nambah utang. Sementara yang menikmati barang impor cuma segelintir orang.
Jadi masa bodoh dengan inflasi dan suku bunga.
Harga barang impor dibiarkan makin menggila sehingga orang sadar untuk mengurangi ketergantungan atasnya. Kalau mau turun harga, berarti harus kerja keras menggenjot pariwisata dan meningkatkan ekspor.
Ibarat sebuah keluarga punya tanah, kebun, tambak sangat luas. Untuk konsumsi sendiri berlimpah, meski mereka sedikit menjualnya ke luar.
Lalu ada 1 anak hobi jajan diluar minta uang ke ortunya, padahal uang mereka sedang sedikit.
Ortunya tidak mau menuruti dan tidak mau utang hanya demi jajanan anaknya. Malah menyuruh anaknya, kalau mau bebas jajan lagi, banyak-banyakin jual hasil pertanian.
Begitulah Erdogan mengelola Turki.
[By Pega Aji Sitama]