Setelah Anies Baswedan ada kepastian mendapat tiket capres, apalagi dengan prosentase yang besar, banyak yang panik berat. Mereka kelimpungan. Setidaknya diprediksi ada 3-4 calon yang masuk dari berbagai partai. Tapi calon lainnya tidak akan dijegal atau dikerjain seperti Anies Baswedan. Yang pasti calon lainnya yang beredar sekarang direstui oleh oligarki, mereka mudah dikendalikan, itulah sebabnya mereka akan aman aman saja.
Saat jadi Gubernur DKI, Anies Baswedan sudah memperlihatkan taringnya, berhadapan dengan oligarki yg diwakili oleh Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) dan Jokowi saat menyetop reklamasi. Semoga kelak wakil yang ditunjuknya juga berani melawan ketidakadilan
Anies memang ditakuti lawan, karena Anies tidak tunduk pada kekuasaan oligarki, itulah sebabnya kenapa Anies mau dihabisi. Yang merasa bisnisnya kotor, haram dan penuh persekongkolan, siap2 saja untuk kembali ke bisnis normatif. Yang suka mengeruk SDA dan uangnya nyangkut di LN, siap-siap aja untuk berhenti. Kebijakan TKA & hutang-hutang Cina tentu akan di koreksi seperti kasus reklamasi. Pokoknya bandul yang selama ini bergerak kearah pengusaha asing & aseng akan bergerak kearah rakyat.
Anies memang telah menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap ketidakadilan. Tapi Anies juga manusia, bukan tanpa kelemahan antara lain kurangnya mendukung pergerakan Islam, walau umat Islam merupakan pendukung utama. Kelemahannya ini harus ditutupi oleh partai dan para pendukungnya.
Setelah ada kepastian tiket buat Anies, Sekber ketiga partai, untuk memperkuat barisan, sebaiknya ditambah “perwakilan relawan”. Sekber atau Rumah Bersama ini, sebaiknya diperbanyak ke setiap Provinsi, Kabupaten, Kecamatan sampai tingkat Desa/Kelurahan bahkan sampai ke tingkat kampung atau RW jika memungkinkan. Sekber ini tempat berkumpulnya anggota partai dengan Relawan, tempat mengatur rencana-rencana kegiatan, dst. Dengan demikian akan mengawal proses KPU juga.
Mesin partai dan mesin suara harus bisa kolaborasi bahkan bisa larut menjadi satu. Mesin suara ini maksudnya adalah relawan, perannya sangat sentral. Pecahan partai diluar partai pendukung, jika sifatnya informal tentu harus ditampung juga sebagai relawan.
Bandung, 31.01.2022
Memet Hakim
Pengamat Sosial, Ketua Wanhat APIB