*Anies Baswedan berada di Ipswich.
Ipswich namanya. Serbuah kota pelabuhan sekitar 1,5 jam dari London. Setelah sepekan penuh kegiatan produktif, akhirnya dapat kesempatan untuk lebih rileks satu hari ini.
Kami tidak mendatangi kota yang umumnya didatangi oleh turis. Kami justru pilih datangi kota kecil, tua dan bersejarah yg sering tidak jadi tujuan wisata. Di tempat seperti ini, kita merasakan suasana yang otentik dari sebuah kota amat kecil di Inggris.
Kota kecil, sepi, teduh dan amat dingin. Suhu udara di malam dan pagi hari adalah -4 derajat Celcius. Beruntung bisa dapat sebuah hotel lokal, bukan bernama tenar, tapi kamar-kamar kami berhadapan dengan marina. Beberapa foto marina yg diposting, adalah diambil dari dalam kamar hotel.
Teluk dan dermaga ini dulunya tempat kapal-kapal raksasa masuk membawa komoditas dari kawasan-kawasan koloni di berbagai benua.
Ipswich adalah sebuah kota pelabuhan dan salah satu kota pelabuhan tertua di Inggris dengan sejarah maritimnya. Kota Ipswich memiliki populasi sekitar 130an ribu jiwa. Diyakini mengambil namanya dari nama abad pertengahan Gippaswic, kota ini awalnya terbentuk antara abad ke-7 hingga ke-8.
Digunakan untuk perdagangan sejak awal terbentuknya, tempat ini juga terkenal sebagai tempat tembikar skala besar pertama di Inggris sejak zaman Romawi, serta perdagangan kain Suffolk dengan negara tetangga Eropa.
Antara abad ke-14 dan ke-17, kota ini digunakan sebagai pos perdagangan luar negeri untuk impor dan ekspor ke kawasan Baltik. Namun, selama serangan bom Jerman pada Perang Dunia II, area dermaga benar-benar hancur.
Menyusuri kota dan dermaga, menikmati dinginnya angin laut sambil menyaksikan burung camar yang melayang-layang di sepanjang tepian dermaga. Sebuah kunjungan singkat tapi mengesankan.
(Anies Baswedan)