Piala Dunia Terbaik dalam Sejarah?
Tak lebih sebulan lalu, orang-orang masih bertanya-tanya, "Ini ada Piala Dunia nggak sih?". Tak ada gegap gempita seperti yang sudah-sudah. Alih-alih sepak bola, hal-hal lain jadi pengantar ini helatan. BBC di Inggris bahkan tak menyiarkan langsung di televisi upacara pembukaan gelaran yang untuk pertama kalinya dalam sejarah digelar di negara Muslim itu.
Pertandingan pertama, antara tuan rumah Qatar melawan Ekuador yang hasilnya sesuai tebakan, seperti menandakan bahwa Piala Dunia 2022 ini tak istimewa di luar aneka isu politik yang mengelilinya. Kala Inggris mengalahkan Iran dengan skor telak 6-2, kesan normalitas itu masih terjaga.
Kemudian datang menit ke-53 pertandingan Grup C antara Arab Saudi melawan Argentina, saat gol al-Dawsari mengejutkan dunia. Argentina, sang kandidat utama itu, keok. Patah rekor 36 pertandingan tanpa terkalahkan. Kemenangan itu seperti percik api yang kemudian jadi nyala yang menjalar ke seantero kompetisi.
"Saya dan tim sukar percaya dengan hasil itu. Kami menyaksikan pertandingan Saudi melawan Argentina. Mereka bisa menang dan kami berpikir mungkin kami juga bisa. Kemenangan itu sangat menginspirasi tim kami," ujar pemain Jepang Kaoru Mitoma.
"Kami Menonton pertandingan itu saat berlatih. Kemenangan mereka menginspirasi kami! Kami bahagia untuk Saudi, jika mereka dapat hari libur nasional setelah kemenangan itu, siapa bilang hal serupa tak bisa terjadi di Jepang!?" kata pemain sayap Takefusa Kubo menambahkan.
Benar saja, Jepang melumat Jerman dalam pertandingan perdana mereka di Grup E. Der Panzer yang datang membawa misi ideologis mereka jumawa memulai pertandingan. Sama-sama menutup mulut dalam sesi foto sebelum pertandingan, Antonio Rudiger "mengenyek" pemain Jepang. Tapi determinasi dan kegigihan pada akhirnya menang. Untuk kedua kalinya, dunia terkejut kala Jepang akhirnya unggul dengan skor 1-2.
Secara total, 12 pertandingan dimenangkan mereka-mereka yang yang tak diunggulkan pada fase grup. Jumlah ini yang terbanyak dalam sejarah, melampaui sembilan pertandingan pada Piala Dunia 2002 dan 2010.
Tujuh negara yang berada pada 20 besar peringkat FIFA tak lolos. Tiga negara AFC lolos ke babak selanjutnya, melampaui capaian-capaian terdahulu. Dua tim Afrika juga melaju, mengulangi capaian pada 2014. Semua benua mengirimkan wakilnya ke babak gugur kali ini.
Dua pertandingan, Saudi vs Argentina (2-1) dan Kamerun vs Brasil (1-0) memegang rekor pertandingan dengan hasil paling tak terduga sepanjang sejarah Piala Dunia. Maroko dan Jepang jadi juara pada grup neraka. Mengangkangi kekuatan-kekuatan di atas kertas seperti Belgia, Kroasia, Jerman, dan Spanyol.
Terlepas dari statistika, di dalam lapangan sepanjang pertandingan, tak kurang menggairahkan. Setiap pertandingan semacam memiliki urgensinya sendiri-sendiri, seperti laga hidup mati. Mulai dari gol penentu kemenangan Saudi, dua gol perpanjangan waktu Iran melawan Wales, gol di garis tipis Jepang yang menyingkirkan Jerman, determinasi Pasukan Taeguk, drama Portugal lawan Ghana, Kamerun yang mengejar ketertinggalan dua gol dari Serbia, Maroko menghabisi Belgia sang peringkat dua dunia, tensi politik saat para pemain keturunan Kosovo-Albania membawa Swiss menaklukkan Serbia.
Dunia Barat barangkali bakal menahan diri dari mengakui hal ini. Tapi bagi orang Timur, sukar disangkal bahwa fase grup ini adalah salah satu yang terbaik sepanjang sejarah. Akan butuh waktu lama sekali melupakan pertandingan-pertandingan pada pekan-pekan belakangan ini.
Di lapangan hijau, tim-tim Asia dan Afrika pada fase grup Piala Dunia kali ini mengembalikan kembali sepak bola pada idealnya sebagai pertandingan yang begitu indah dan penuh gairah. Di luar lapangan, tuan rumah Qatar menunjukkan bahwa dunia tak selamanya harus tunduk pada tekanan ideologi Barat.
(By Fitriyan Zamzami)