[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memberinya kesempatan untuk menyampaikan pesan perdamaian sebelum pertandingan final Piala Dunia dilangsungkan pada Minggu (18/12), menurut laporan CNN, Jumat (16/12/2022).
Laporan itu menyebutkan bahwa Zelenskyy ingin tampil melalui saluran video sebelum pertandingan babak final antara Argentina dan juara bertahan Prancis dimulai di Stadion Lusail, Doha.
Pertandingan puncak tersebut diperkirakan akan disaksikan oleh ratusan juta orang di berbagai belahan dunia.
FIFA belum menanggapi permintaan-permintaan untuk berkomentar.
Zelenskyy tampaknya tidak akan mendapat kesempatan seperti yang ia harapkan mengingat badan pengendali sepak bola internasional itu memiliki aturan untuk mencegah Piala Dunia diwarnai pesan-pesan politik.
Perang Rusia dan Ukraina kini memasuki hari ke-297. Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022. Tak ada tanda bakal segera berdamai, konflik bersenjata antara kedua negara malah semakin memanas.
Seperti dilansir Aljazeera, Sabtu (17/12/2022), Rusia menembakkan 76 misil ke berbagai penjuru Ukraina kemarin, menjadikan serangan tersebut sebagai salah satu yang terbesar hingga saat ini.
Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov mengatakan, serangan Rusia tersebut menyebabkan kerusakan besar atau yang disebut sebagai kerusakan kolosal terhadap infrastruktur kritikal Ukraina. Termasuk sistem energi di Kharkiv.
Dari pihak Rusia mengabarkan, serangan malah terjadi akibat penembakan yang dilakukan pihak Ukraina terhadap sebuah desa yang di bawah kendali Rusia, tepatnya di kawasan Luhansk, timur Ukraina, dan menyebabkan 11 orang terbunuh, dan 20 orang hilang pada Jumat kemarin.
Sementara itu, Moskow juga menyebutkan, serangan yang dilakukan kemarin itu ditujukan untuk melumpuhkan kekuatan militer Ukraina. Sedangkan pihak Ukraina justru menyebut aksi Rusia itu sebagai sebuah kejahatan perang.
Di saat bersamaan, Presiden Vladimir Putin dikabarkan bertemu dengan para petinggi angkatan bersenjata di sebuah pusat operasi militer. Serta meminta saran mereka ihwal kelanjutan aksi militer di Ukraina.
Di sisi lain, negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa juga tengah memperkuat persenjataan mereka setelah terus-menerus memasok senjata ke Ukraina. Pejabat di badan pertahanan blok itu bahkan menyebut penguatan persenjataan harus dilakukan karena tidak bisa selalu mengandalkan Amerika Serikat.