Menteri BUMN Erick Thohir disinyalir bakal maju menjadi calon Ketua Umum PSSI. Sejumlah pendukungnya bergerilya menggalang suara dari klub dan pengurus provinsi.
INGAR-bingar pembukaan Piala Dunia 2022 dihadirkan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir di hotel The Westin Surabaya, Ahad, 20 November lalu. Mengundang manajemen dan pemain Persebaya Surabaya, Erick menjamu mereka sambil nonton bareng (nobar) laga perdana tuan rumah Qatar melawan Ekuador. Undangan mendadak yang dikirim sehari sebelumnya membuat Presiden Persebaya Azrul Ananda tak bisa hadir.
Setelah nobar, Erick menyinggung perkembangan sepak bola Indonesia dan kesempatan pemain muda tampil di kompetisi Liga 1 Indonesia. “Ini mesti benar-benar dibuat aturan yang seimbang dan bisa bermanfaat buat semuanya. Sekarang kita fokus dulu ke Piala Dunia U-20,” kata Erick dalam video yang dimuat di akun Instagram Persebaya pada Kamis, 24 November lalu.
Enam hari seusai persamuhan di Westin, Persebaya menggelar pertandingan persahabatan dengan Persis Solo di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah. Erick memegang 20 persen saham Persis, yang dipimpin putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Putranya, Mahendra Agakhan Thohir, menjadi Presiden Komisaris PT Persis Solo Saestu.
Persebaya dan Persis adalah dua klub Liga 1 yang menuntut Kongres Luar Biasa PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia). Desakan itu muncul setelah terjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 135 suporter Arema FC. Pada 24 Oktober lalu, Kaesang Pangarep dan Azrul Ananda membuat pernyataan bersama tentang mendesaknya KLB PSSI.
Desakan itu disebut-sebut mendorong pengurus PSSI memajukan jadwal KLB dari November 2023 menjadi 18 Maret 2023. Setelah PSSI bersurat ke Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (FIFA), jadwal KLB kembali dimajukan menjadi 16 Februari 2023. Agenda Piala Dunia U-20 yang digelar di Indonesia pada Mei 2023 menjadi alasan utama FIFA meminta jadwal dimajukan.
Sepekan sebelum bertemu dengan manajemen dan pemain Persebaya, nama Erick Thohir mencuat dalam survei Indikator Politik Indonesia yang digelar 30 Oktober-5 November lalu sebagai calon terfavorit untuk menggantikan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Dalam pertanyaan simulasi 8 nama, Erick didukung oleh 24,1 persen dari 1.220 responden.
Dukungan publik—yang sama sekali tak memiliki hak suara—jauh di atas calon lain, seperti jurnalis Najwa Shihab yang didukung 10,4 persen responden. Di bawah mereka ada Kaesang Pangarep dan Mochamad Iriawan. Head-to-head dengan Iriawan, Erick didukung 43,8 persen responden. Iriawan hanya didukung 9,3 persen responden dan sisanya menjawab tidak tahu.
Dalam wawancara tertulis dengan Tempo, Erick Thohir menyatakan mengapresiasi dukungan tersebut. Namun ia mengatakan belum akan maju sebagai calon Ketua Umum PSSI. “Jika melihat posisi hari ini, dengan tugas dan tanggung jawab sebagai Menteri BUMN, saya berfokus pada tugas yang ada,” ujar Erick, yang juga disebut-sebut berpeluang menjadi calon presiden atau wakil presiden.
Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Doni Monardo, dua kali menanyakan kabar Erick bakal maju menjadi calon Ketua Umum PSSI, yaitu setelah tragedi Kanjuruhan terjadi dan setelah TGIPF menyampaikan rekomendasi. Salah satunya meminta pengurus PSSI mundur dan mendesak KLB diadakan.
“Dua kali saya tanyakan, dua kali Erick bilang tidak berminat,” katanya kepada Tempo, Sabtu, 3 Desember lalu. Menurut Komisaris Utama Mining Industry Indonesia (Mind Id), holding perusahaan pelat merah pertambangan, ini, Erick beralasan ingin berfokus mengurus BUMN dan membantu pemulihan ekonomi nasional.
Salah satu orang dekat Erick mengatakan pendiri Mahaka Group itu awalnya memang enggan maju sebagai calon Ketua Umum PSSI. Namun keputusan itu perlahan berubah setelah desakan mengganti Mochamad Iriawan menderas setelah tragedi Kanjuruhan. Belakangan, narasumber ini mendengar langsung dari Erick tentang minatnya memimpin federasi sepak bola.
Syarat Dukungan
Calon Ketua Umum PSSI harus mengantongi surat dukungan atau rekomendasi dari anggota PSSI atau pemilik suara.
Ada 87 voter yang terdiri atas 34 asosiasi provinsi, 18 klub Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, Federasi Futsal Indonesia, Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia, dan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Indonesia.
Hingga awal Desember, Erick mengantongi dukungan dari klub Liga 2, Sriwijaya Football Club. Awal November lalu, Manajer Sriwijaya FC Faisal Mursyid mengatakan klubnya merekomendasikan nama Erick Thohir sebagai nakhoda PSSI. Ia meyakini Erick bisa membawa sepak bola nasional lebih baik karena berpengalaman di level nasional ataupun internasional.
Erick pernah menjadi Presiden Inter Milan dan memiliki klub sepak bola Amerika Serikat, D.C. United. Pada September lalu, bersama pengusaha Anindya Bakrie, ia memegang 51 persen saham Oxford United, klub yang berlaga di Divisi 1 Liga Inggris.
Orang dekat Erick bercerita, saat ini ada tim khusus yang bertugas menggalang dukungan dari pengurus PSSI dan klub di Sumatera. Tim ini dipimpin oleh Nirmala Dewi, anggota staf khusus Erick saat menjabat Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee. Ia kini menjadi Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia.
Nirmala dinilai dekat dengan pengurus PSSI dan klub di Sumatera. Ia pernah menjadi Direktur Marketing dan Promosi PT Sriwijaya Optimis Mandiri, pengelola Sriwijaya FC, pada 2018. Perempuan 44 tahun itu juga pernah mencalonkan diri menjadi salah satu anggota Executive Committee (Exco) PSSI pada 2019 meski akhirnya tak terpilih.
Sejumlah narasumber Tempo yang mengetahui manuver Erick Thohir bercerita, nama lain yang ikut bergerilya adalah Ratu Tisha Destria. Ia adalah Sekretaris Jenderal PSSI periode 2017-2020. Pada awal kepemimpinan Mochamad Iriawan, atau pada April 2020, Tisha mundur dari jabatannya.
Dua orang dekatnya bercerita, Tisha mendekati pengurus Asosiasi Provinsi PSSI dan klub sepak bola mulai akhir Oktober lalu atau setelah PSSI menyatakan akan menggelar KLB. Salah satu skenario yang disiapkan adalah menduetkan Erick dengan Tisha sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI.
Sejumlah pengurus PSSI yang ditemui Tempo mulai pertengahan November lalu mengaku mencium gelagat Erick Thohir bakal maju dalam kongres luar biasa setelah ia bertemu dengan Presiden Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (FIFA) Gianni Infantino. Pertemuan di Doha, Qatar, itu terjadi empat hari seusai tragedi Kanjuruhan atau pada 5 Oktober lalu.
Menolak namanya disebutkan, para pengurus PSSI menilai persamuhan Erick dengan Infantino janggal. Meskipun Erick mengenal Infantino, mereka menyatakan seharusnya Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali yang menjumpai Presiden FIFA itu. Sebab, Zainudin adalah perwakilan resmi pemerintah Indonesia di bidang olahraga.
(Sumber: Majalah TEMPO)