[PORTAL-ISLAM.ID] Lelaki tua ini bernama Hakimov. Beberapa puluh tahun lalu ia terdaftar di jajaran militer Uni Soviet. Negeri yang pada masanya adalah salah satu raksasa dunia yang menjadi penguasa Blok Timur Komunis dan akhirnya pecah berkeping.
Hakimov mendapatkan misi berangkat ke Afghanistan membela rezim Dustum sekutu Soviet untuk bertempur melawan Mujahidin Afghanistan. Pertempuran demi pertempuran dia lalui.
Hingga dalam satu bentrokan ia terluka parah terkena gebukan pelor Mujahidin. Ia gagal dievakuasi oleh kawan-kawannya dan menjadi tawanan mujahidin. Ia berpikir bahwa ini akan menjadi akhir cerita kehidupannya. Bukan sekadar mati, namun kengerian membayangi pelupuk matanya, penyiksaan yang biadab akan dia rasakan sebelum benar-benar meregang nyawa.
Namun semua bayangan kengerian itu terbalik 180 derajat. Orang-orang yang ia perangi itu sama sekali tidak menyiksanya. Sebaliknya ia diperlakukan sangat baik. Ia diobati, diberikan makanan yang baik, dan tempat tidur yang baik. Selama itu pula ia menyaksikan kemuliaan akhlak dari para penawannya dan juga ketaatan mereka akan ajaran agamanya.
Pintu hati Hakimov terbuka, ia lalu menyatakan syahadat di hadapan para penawannya, ia memeluk Islam. Status tawanan perangnya tercabut berganti menjadi saudara seiman. Oleh kawan-kawannya ia mendapatkan panggilan baru Abdullah.
Abdullah bukan hanya memutuskan diri menjadi seorang muslim tapi juga mujahid. Ia menggabungkan diri dengan para pejuang dan berbalik melawan kawan-kawan lamanya.
Ia juga memutuskan untuk tidak kembali ke negeri asalnya (Uni Soviet) dan menghabiskan usianya di bumi Khurasan dia menikahi seorang muslimah Afghanistan.
Kemarin pak Abdullah aka Hakimov wafat di Herat Afghanistan. Semoga Allah merahmatinya dan menerima amalan shalihnya.
(Ihsanul Faruqi)