[PORTAL-ISLAM.ID] Indonesia dahulu pernah dikenal sebagai negeri rempah-rempah. Hal ini menjadi alasan utama banyak bangsa Eropa jauh berlayar meninggalkan negerinya untuk datang ke Indonesia.
Setidaknya ada tujuh jenis rempah-rempah yang menjadi kekayaan Indonesia, diantaranya lada, kayu manis, pala, vanila, cengkeh, kunyit, dan jahe.
Salah satu rempah-rempah yang pernah sangat populer yakni Syzygium aromaticum atau dikenal dengan cengkih atau cengkeh merupakan salah satu tanaman rempah yang biasa digunakan sebagai penyedap rasa alami dan pengawet bahan makanan. Tidak hanya itu, cengkeh juga digunakan dalam industri rokok, minuman, hingga obat-obatan.
Rempah-rempah pernah menjadi komoditas berharga dan paling dicari oleh bangsa Eropa sebab kondisi alam Eropa tidak bisa membuat produksi rempah seoptimal di Tanah Air.
Hampir semua bagian dari tanaman cengkeh dapat digunakan, mulai dari bunga, tangkai bunga maupun daunnya.
Melansir Data Food Agriculturan Organization (FAO) pada 2020, produksi cengkeh Indonesia mencapai 133.604 ton dan mengantarkan Indonesia sebagai negara penghasil cengkih terbesar di dunia.
Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produksi cengkeh juga telah di ekspor untuk memenuhi kebutuhan global.
Namun, sayangnya volume ekspor cengkeh semakin menurun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode Januari- Oktober 2022, nilai ekspor cengkih RI ambles 53,71% menjadi 8,2 juta kg jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021.
Dengan begitu, nilai ekspornya pun berkurang menjadi US$ 48,15 juta atau setara dengan Rp 752 miliar (asumsi kurs Rp 15.620/US$), anjlok 42,05% dari US$ 83 juta pada waktu yang sama tahun lalu.
Tampaknya, sejarah Indonesia menjadi 'Raja' rempah-rempah hanya menjadi cerita, sebab komoditas yang disebut juga sebagai 'emas hitam' itu, kini malah harus diimpor dari negara lain. Dua jenis rempah yang diimpor dari negara lain yakni lada dan cengkeh.
Melansir data BPS, sepanjang Januari-Oktober 2022, Indonesia telah mengimpor cengkeh senilai US$ 189 juta atau Rp 2,9 triliun, di mana volume impor mencapai 21 juta kg. Indonesia mengimpor cengkeh dari Madagaskar, Tanzania, Comoros, dan Singapura.
Selain cengkeh, Indonesia pun tercatat mengimpor lada dari Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Australia.
Adapun, nilai impornya mencapai US$ 2,5 juta atau setara Rp 39,5 miliar dengan volume impor 401.971 kilo. [cnbcindonesia]