[PORTAL-ISLAM.ID] Emine Erdogan bertemu dengan anak yatim piatu Ukraina, yang dibawa ke Türkiye karena perang Rusia-Ukraina, di ibu kota Ankara.
Dilansir Anadolu Agency, Kamis (1/12/2022), anak yatim piatu Ukraina yang dibawa ke Türkiye karena perang Rusia-Ukraina berada di tangan yang aman di negara itu, kata ibu negara Turki Emine Erdogan.
"Saya melihat mereka sangat bahagia di sini. Mereka berada di tangan yang aman dan senang dengan pejabat kementerian dan pengasuh mereka dari Ukraina yang menemani mereka," kata Emine Erdogan kepada Anadolu Agency setelah bertemu dengan sekelompok anak di ibu kota Ankara.
Sejak perang meletus pada Februari, berkat upaya Emine Erdogan dan ibu negara Ukraina Olena Zelenska, ratusan anak dan pengasuh mereka telah dibawa ke Türkiye. Di seluruh negeri, Kementerian Keluarga dan Layanan Sosial Turki memberi mereka tempat tinggal dan dukungan psikiatris dan sosial untuk membantu mereka mengatasi trauma pemindahan.
“Tentu saja, hati berharap agar perang ini tidak terjadi, tidak ada yang tersisa tanpa ibu, ayah, atau pengungsi. Harapan saya adalah perang akan berakhir secepat mungkin, luka yang ada akan sembuh, dan bahwa setiap orang dapat kembali ke rumah mereka dengan selamat," kata ibu negara.
Emine Erdogan juga mengirimkan salamnya kepada Zelenska, mengatakan: "Jangan khawatir (akan kondisi mereka), kami berpegang pada apa yang dia percayakan kepada kami. Semuanya baik-baik saja dan terkendali."
Dia juga mengatakan penting bagi negara-negara untuk melakukan upaya mengakhiri perang dan memastikan perdamaian.
Evakuasi anak-anak dalam kesulitan di Ukraina dapat berlanjut, Emine Erdogan menambahkan, menekankan bahwa Türkiye selalu siap membantu.
Dalam pertemuan tersebut, Emine Erdogan mendatangi anak-anak yatim satu per satu, dan memberi mereka mainan.
Türkiye telah dipuji secara internasional karena kemampuannya yang unik untuk bertindak sebagai perantara antara Ukraina dan Rusia, dengan kepercayaan kedua negara pada Türkiye memungkinkan kemajuan dalam masalah seperti pengiriman biji-bijian.
Perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menimbulkan kemarahan internasional, dengan Uni Eropa, AS, dan Inggris, antara lain, menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.
Sekitar 6.700 warga sipil telah tewas di Ukraina dan lebih dari 10.000 terluka, menurut perkiraan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), sambil mencatat bahwa angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
(Sumber: Anadolu)