[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Manajer Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bidang Community and Stakeholder Engagement Billy David Nerotumilena menjelaskan perihal pemberian nama Yohanes kepada Anies Baswedan saat mengunjungi Gereja Rumah Doa Alfa Omega di Sentani, Jayapura, pada 9 Desember 2022 lalu.
Menurutnya, pemberian nama itu dilakukan sebagai penerima tamu agar lebih dekat dengan tuan rumah.
“Jadi penamaan itu sepenuhnya bertujuan untuk mendekatkan tamu dengan tuan rumah yang menyambut. Tidak ada arti eksplisit lain,” katanya kepada KBA News, Kamis, 29 Desember 2022.
Asisten Anies sejak 2013 itu juga menjelaskan, nama Yohanes itu sendiri adalah merujuk nama yang ada di Alkitabiah, salah satu murid dari Yesus. “Di Indonesia timur itu lazim menggunakan nama alkitabiah sebagai nama anak,” jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, dengan pemberian nama itu, artinya mantan Rektor Universitas Paramadina itu bisa diterima masyarakat Papua. “Karena yang memberikan nama itu adalah tokoh adat bukan pihak Gereja. Jadi lebih ke nuansa budaya,” ujarnya.
Sebelumnya, kunjungan Anies Baswedan ke Rumah Doa Alfa Omega, Sentani, Papua, ramai diperbincangkan. Pasalnya, dalam kunjungan itu suami Fery Farhati disebut sebagai Yohanes oleh sang tuan rumah.
Ketua DPW Partai NasDem DKI Jakarta Nurcahyo Anggoro Jati meminta publik tidak salah menilai sikap pemuka agama di Papua tersebut.
Ia mengatakan, penyematan nama Yohanes itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan upaya memolitisasi agama. Ia justru menilai penyematan nama tersebut hanya sebagai penghargaan yang menandai Anies diterima di semua agama.
“Kalau politisasi agama, sejujurnya Pak Anies tidak pernah melakukan politisasi agama. Ini kan penghargaan dari pihak lain. Justru harusnya ini merupakan catatan bahwa Pak Anies tidak melakukan politisasi agama, sehingga tokoh agama lain mengapresiasi,” ujarnya.
(Sumber: KBA)