[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu membeberkan terkait kudeta konsitusi yang terselubung dalam ide perpanjangan masa jabatan atau penundaan Pemilu 2024.
Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu menyebutkan satu per satu sosok yang sudah menyuarakan hal tersebut.
"Nih yg sudah menyuarakan kudeta konstitusi dg ide perpanjangan masa jabatan atau penundaan pemilu; Ketua MPR Bambang Soesetyo, Ketua DPD La Nyalla, Meninvest Bahlil," ujar Said Didu dikutip NewsWorthy dalam akun Twitter pribadi miliknya, Senin (12/12).
Selain itu, ada 3 sosok lainnya yang merupakan ketua umum partai, juga turut disebut menyuarakan terkait penundaan pemilu ataupun ide perpanjangan masa jabatan.
"Ketum PKB Muhaimin, Ketum Golkar Airlangga, Ketum PAN Zulkifli. Mari kita catat," tandas Said Didu.
Sementara itu, terkait Ketua MPR Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet yang meminta penundaan pelaksanaan Pemilu Serentak 2024, Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule mendesaknya untuk mundur dari jabatan.
Diketahui sebelumnya bahwa Bamsoet mengatakan, penyelenggaraan Pemilu 2024 mesti dipikirkan ulang. Pernyataan dari Bamsoet tersebut beralasan bahwa dia berpandangan ada sejumlah potensi yang perlu diwaspadai oleh bangsa dan negara.
"Tentu kita juga mesti menghitung kembali, karena kita tahu bahwa penyelenggaraan pemilu selalu berpotensi memanaskan suhu politik nasional, baik menjelang, selama, hingga pasca penyelenggaraan pemilu," tutur Bamsoet dalam tayangan Youtube Poltracking Indonesia.
Ia juga mengungkapkan faktor lainnya soal Pemilu 2024 perlu dipikirkan ulang. Ia kemudian menyinggung soal proses pemulihan bangsa dan negara akibat pandemi Covid-19.
Di sisi lain, ia juga khawatir akan adanya ancaman terhadap bangsa dari situasi global ke depan.
"Nah ini juga harus dihitung betul, apakah momentumnya (Pemilu 2024) tepat dalam era kita tengah berupaya melakukan recovery bersama terhadap situasi ini. Dan antisipasi, adaptasi terhadap ancaman global seperti ekonomi, bencana alam, dan seterusnya," papar Bamsoet.[wartaekonomi]