ANTITESA 2024
Tampilnya ARB (Anies Rasyid Baswedan) dalam pemilu 2024 nanti, mirip fenomena Jkw pada 2014 lalu. Rakyat menyambut kemunculannya secara antusias lagi gegap gempita. Tetapi, terdapat beberapa perbedaan. Bila Jkw didukung partai besar (PDI-P) beserta koalisi meski awalnya 'tarik-menarik', sedang ARB didukung NasDem, partai politik (parpol) koalisi kendati tak sebesar PDI-P namun 'berani' via jargon restorasi, sementara parpol lainnya masih wait and see. Bagi sebagian rakyat, situasi ini menuju apa yang disebut H2C, harap-harap cemas.
Jika Jkw dahulu didzalimi dengan isu benang merah alias komunisme, namun justru kian melejit. Nah, ARB kini banyak diserang dengan isu radikalisme/politik identitas, apakah kelak juga akan meroket?
Soal fluktuatif dukungan parpol, misalnya, bisa saja sebagian besar parpol tiba-tiba mendukung ARB, atau sebaliknya -- ia ditinggal sendirian bersama para relawan. Ya. Memang ada dukungan besar (relawan) terhadap ARB di akar rumput namun tidak punya partai. Maka ibarat mobil, tampilan Alpard tapi bermesin Avanza.
Bagaimana dengan support oligarki?
Sisi ini juga berbeda. Jkw dulu didukung sepenuhnya oleh kaum oligarki, sedang dukungan terhadap ARB kurang full. Hanya sebagian kecil saja. Kemiripan lain antara Jkw dengan ARB, bahwa keduanya sama-sama antitesa bagi presiden terdahulu. Jkw antitesa SBY, dan ARB (konon) antitesa dari Jkw. Inilah investasi besar dalam dunia politik.
Bagaimana menurut Anda?
(M Arief Pranoto)