Yayasan Turki
Identitas bangsa Turk mulai menanjak ketika dinasti Seljuk menjadi penguasa terkuat di masa Abbasiyah. Khalifah Abbasiyah di masa itu ibarat monarki Inggris saat ini, hanya simbol kepala kekhalifahan Islam, namun kekuasaan sejatinya terbagi-bagi dalam berbagai negara kecil.
Sebelum adanya Seljuk, orang Turk hanya dikenal sebagai suku pengembara dari moyangnya di dekat Korea-Mongolia.
Sejak masa Seljuk orang Turki telah gemar beramal. Bahkan Sultan mendirikan berbagai yayasan amal yang melakukan pelayanan sosial independen.
Tradisi ini berlanjut ketika mereka pindah ke Anatolia dan berhasil mendirikan Kekhilafahan Utsmaniyah. Hampir tiap Sultan memiliki yayasan untuk menyalurkan sumbangannya.
Target bantuannya adalah orang miskin, orang sakit, anak yatim, sampai bencana dan kelaparan.
Pada pertengahan abad 19 kelaparan besar melanda Irlandia yang berada di bawah jajahan Inggris, sehingga menewaskan 1 juta orang.
Sultan Abdulmajid akan menyumbang 10 ribu Pound untuk rakyat Irlandia lewat pemerintah Inggris. Sayangnya niat baik Sultan gagal karena Inggris melarang siapapun menyumbang lebih besar dari Ratunya.
Dimana Ratu Inggris hanya menyumbang 1000 Pound saja. Sehingga sumbangan Sultan pun disesuaikan dengan jumlah tersebut.
Tapi menurut legenda orang Irlandia, Sultan Abdulmajid berhasil menyelundupkan 5 kapal besar penuh bantuan. Sehingga di Irlandia saat ini ada kota pesisir yang menggunakan logo bulan-bintang sebagai rasa terima kasih abadi untuk Sultan.
Kini di abad 21 nyaris tak ada yang berubah dari bangsa Turki sejak era Seljuk. Di masa Erdogan malah lebih gila, Turki menjadi negara penampung pengungsi terbesar di dunia dengan jumlah 4 juta orang.
Tidak cuma pengungsi dari negeri Arab/Islam, melainkan segala wilayah, bahkan di imigrasi Istanbul seorang teman pernah ketemu pendeta Afrika yang ingin masuk Turki karena mau lepas dari huru-hara negaranya.
Suriah, Irak, Afghanistan, Uighur, Kaukasus, Afrika, bahkan Rusia.
Jadi waktu orang Eropa kesal karena negaranya dibanjiri ribuan pengungsi, lalu mengejek dunia Islam karena pengungsi ngemis-ngemis ke Eropa, maka bagi orang Turki ini seperti ludah saja.
Yang ngebom negara orang seperti di Irak, Libya dan Afghanistan kan kalian, baru nampung ribuan sudah banyak cincong, ini Turki tampung jutaan tanpa banyak tingkah.
Dalam menghidupi pengungsi, Erdogan tidak hanya mengandalkan donasi internasional, tapi juga sumbangan internal. Sebagai contoh, gaji pegawai Turki dipotong sekian % tiap bulan. Uang ini diserahkan kepada yayasan di bawah kementerian untuk disalurkan kepada pengungsi.
Dana sumbangan selain bisa menghidupi orang, juga bisa menggerakkan ekonomi. Belanja kemanusiaan seperti stimulus ekonomi di tengah pandemi.
Perlu di catat juga, bahwa yang dihidupi bukan cuma 4 juta pengungsi di dalam Turki, namun juga 2-3 juta pengungsi Suriah yang ada di utara Suriah.
Saya cuma mau mengajak berlomba-lomba kebaikan dengan orang Turki. Jangan takut menyumbang. Karena harta milik Allah. Kalau tidak percaya yayasan atau yang lainnya, bisa salurkan sendiri.
Kalau percaya saya, boleh ikut patungan alat bor sumur.
***
Alhamdulillah per hari ini patungan untuk beli peralatan bor sumur telah terkumpul Rp 33.000.000 Kurang 267.000.000 untuk alat bor saja dan kurang 967.000.000 untuk keseluruhan sistem.
Patungan bisa lewat sini:
BSI - 9082165120
Muamalat - 1080013496
BRI - 059801000313563
AN Little Project
Konfirmasi: 081248633910
Catatan:
-Seluruh dana donasi (100%) akan dibelanjakan untuk pengadaan alat dan jika ada sisa untuk beli bensin/solar operasional, tidak akan saya ambil 1 rupiahpun kecuali potongan bulanan administrasi bank.
-Saya tidak akan ikut mengail keuntungan 1 rupiahpun dalam proses pembelian alat-alat ini. Semisal saya nyambi jadi penjual alat atau makelar alat untuk dapat fee pembelian dll, semua proses diserahkan kepada orang lain yang punya kapasitas mendapatkan barang berkualitas dan harga termurah.
(Pega Aji Sitama)
*NB: Baca "Proyek Sumur Kenikmatan"