[PORTAL-ISLAM.ID] ISTANBUL- Turki pada hari Senin menolak belasungkawa AS atas kematian enam orang dan 81 luka-luka dalam serangan bom di Istanbul yang dilakukan oleh kelompok teroris militan Kurdi (PKK/YPG).
Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu menolak pernyataan belasungkawa dari AS selama konferensi pers dengan wartawan di dekat lokasi serangan setelah pihak berwenang menangkap seorang wanita Suriah yang diduga memiliki hubungan dengan militan Kurdi (PKK/YPG).
“Saya menekankan sekali lagi bahwa kami tidak menerima, dan menolak belasungkawa dari Kedutaan Besar AS,” kata Soylu, menurut publikasi media pemerintah Turki, Anadolu Agency.
Menteri Dalam Negeri Turki menuduh AS terlibat dalam pemboman.
Menteri dalam negeri mengatakan pernyataan belasungkawa AS seperti "seorang pembunuh yang pertama kali muncul di TKP."
Bom pada hari Minggu (13/11/2022) meledak di Istiklal Avenue, jalan perbelanjaan yang populer di Istanbul.
Pihak berwenang Turki telah menangkap seorang wanita Suriah yang menurut polisi terkait dengan militan Kurdi (PKK/YPG) dan mengaku menanam bom.
Presiden Recep Tayyip Erdogan sering menuduh Washington memasok senjata kepada pejuang Kurdi di Suriah utara, yang dianggap sebagai "teroris" oleh Ankara.
Dalam terornya melawan Türki selama lebih dari 40 tahun, PKK – yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Türki– bertanggung jawab atas kematian sedikitnya 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.
#BREAKING: Moment of explosion in Taksim Sqaure, Istanbul. Possible bomb attack, bodies seen lying on the ground by eyewitnesses pic.twitter.com/ahrDcCvwXM
— ELINT News (@ELINTNews) November 13, 2022
Turkey rejects condolences from USA. Terrorist Ahlam Albashir mentioned that she was trained by the PKK/PYD/YPG in Syria & she carried out the action on orders from the PKK/YPG/PYD. The US governmet support PYD/YPG/PKK terror organisation. pic.twitter.com/KQPXDMwzv3
— Hend F Q (@LadyVelvet_HFQ) November 14, 2022
#UPDATE Turkey has rejected US condolences over the death of six people in a bomb attack in Istanbul that Ankara blamed on an outlawed Kurdish militant group. pic.twitter.com/Aqd7JVcG1J
— AFP News Agency (@AFP) November 14, 2022