[PORTAL-ISLAM.ID] Transisi kepemimpinan di era Presiden Joko Widodo terbilang unik dan tidak seperti para pendahulunya. Sebab, Jokowi terkesan sibuk untuk mempersiapkan siapa yang akan menjadi penerusnya di 2024.
Dalam setiap kesempatan berbicara di hadapan publik, Jokowi tampak memberi klue tentang siapa yang dia dukung. Teranyar, dia menyindir tentang rambut putih dan wajah berkerut sebagai kriteria calon pemimpin nasional yang merakyat.
Tokoh senior DR. Rizal Ramli merasa aneh dengan apa yang dilakukan Presiden Jokowi tersebut. Sebab, mulai dari Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun tanpa sibuk mempersiapkan siapa yang harus jadi penggantinya.
Gus Dur, sambungnya, malah sibuk dengan kunjungan ke luar negeri untuk membangun citra Indonesia.
“Pak Harto turun, nggak ribut menyiapkan penggantinya. Pak Habibie turun juga santai saja. Gus Dur turun tidak menyiapkan pengganti bahkan jalan-jalan ke luar negeri. Mbak Mega turun santai aja. SBY turun juga tak gopoh-gopoh capresnya,” ujar Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu kepada redaksi, Rabu (30/11).
Sementara Jokowi, sambungnya, seperti orang yang sedang mengalami kondisi kejiwaan yang umumnya dialami oleh orang-orang yang kehilangan kekuasaan atau jabatan yang diikuti dengan kecenderungan menurunnya harga diri. Fenomena ini kerap disebut sebagai postpower syndrome.
“Ini kok Jokowi premature postpower syndrome,” tanyanya mengakhiri.[RMOL]