Qatar, Piala Dunia dan Sebuah Sikap Bernama "Al I'tizaz bil Islam"
Qatar si Pemaen
Kemarin malam sedang scrolling timeline Twitter, tetiba pandangan mata berhenti tepat pada sebuah kalimat sederhana tapi rasa bahagianya luarbiasa, "sejak sepekan ini, sudah ada 500+ orang yang masuk Islam di Qatar!"
Aku dan kamu tahu bahwa memang sedang terjadi momen besar-besaran di sana; Piala Dunia 2022 yang didatangi oleh tim-tim terbaik dari penjuru benua.
Tak hanya orang Arab, kini yang datang adalah perwakilan dari berbagai etnis dan bangsa, dengan ideologi berbeda-beda, namun Qatar menyambut semua orang itu dengan sebuah keputusan yang istimewa, "Kami tidak akan mengubah aturan Agama kami meski cuma untuk 22 hari", kata salah satu penanggungjawabnya.
Ikuti Aturan Kami
Banyak media Barat nyinyir pada Qatar, menyayangkan LGBT dilarang, katanya kemanusiaan dikerdilkan di sana. Katanya manusia-manusia muslim anti dengan kesetaraan dan hak asasi manusia.
Namun lihatlah, dengan bijaknya nyinyiran itu dijawab, ''Qatar akan menerima pengunjung gay tetapi mereka harus menerima aturan kami," kata mantan pemain sepak bola internasional Qatar yang jadi Duta Piala Dunia 2022, Khalid Salman dalam wawancara dengan penyiar ZDF.
Belum selesai kabar-kabar baik ini, Qatar membuat "punchline" lagi dengan suara azan yang tersambung sound-nya dengan stadion, ditambah lagi dengan pembukaannya yang dihiasi dengan lantunan surat Al Hujurat ayat 13.
lya, banyak juga yang memang belum ideal dari acara itu, sangat banyak. Namun setidaknya Qatar mengajarkan satu hal penting buat kita hari ini: punyailah sikap bangga dan kokoh dengan agama kita sendiri.