Nama dan Harapan
Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad) sang penemu kembali sumur Zam-zam, pada hari ketujuh dari kelahiran cucu tersayangnya, menabalkan nama Muhammad pada Rasulullah, sekalipun orang Arab sangat paham akan makna Muhammad, bagi mereka nama itu tidak keren dan tak lazim di kurun itu, sehingga mereka bertanya kepada Syaibah (nama asli Abdul Muthalib).
Ada 2 alasan Abdul Muthalib menamakan Muhammad:
(1) "Terawangan" rahib/pendeta Yahudi di Syam, bahwa Nabi akhir zaman akan lahir di Makkah dengan nama Muhammad. Maka Abdul Muthalib dan 3 kawannya (Sufyān bin Mujāsyi', Uhaihah bin al-Jallāh dan Himrān bin Rabī'ah) menamakan anak atau cucu mereka dengan nama Muhammad, harap-harap Nabi akhir zaman itu dari keturunan mereka.
(2) Beliau mengatakan, "aku berharap nantinya dia dipuji Allah dilangit dan makhluk dibumi."
Walaupun nama itu bukan nama tren Jahiliyah di kurun itu, tapi Abdul Muthalib tetap menamakan dengan nama Muhammad, bukti keteguhan pendirian dan kepahaman sang datuk akan arti sebuah nama.
Faidah kitab al-Lu'lu' al-Maknūn, Mūsā bin Rāsyid al-'Āzimī, juz 1, hlm. 79-80.
(Ustadz Ispiraini Bin Hamdan)