Gubernur Naisabur (Nishapur) gelisah. Kemungkaran merajalela di wilayahnya. Bantuan keamanan dari pusat sangat minim.
Tapi bukan kemungkaran itu sendiri yang membuatnya sesak, tapi sikap orang-orang shalih. Para zahid, fuqoha, dan ahlul khair justru aktif melawan kemungkaran. Gerakan ini mendapat dukungan masyarakat.
Lalu penguasa Naisabur menghadap Sultan Mahmud al-Ghaznawi di Ghazna, Afghanistan sekarang. Dia mengadukan aktivitas dari pemuka agama melawan kemungkaran. Satu hal yang dikhawatirkannya: pengaruh dan wibawanya hilang di mata masyarakat.
Sultan lalu bertanya, "Apa ada hak rakyat yang terampas karena gerakan tersebut?" Gubernur menjawab, "Tidak ada". Sultan lalu menginstruksikan kepada para tokoh agama untuk melakukan nahi mungkar secar terang-terangan.
Ghaznavid Empire/Dinasti Ghaznavid adalah dinasti Persia Muslim Sunni, memerintah, pada tingkat terbesar, sebagian besar Persia, Khorasan, sebagian besar Transoxiana dan anak benua India barat laut dari tahun 975 hingga 1187.
*Hikmah:
Memang, para tokoh agamalah yang paling peka terhadap kemungkaran. Namun sayang, tidak semua penguasa seperti Sultan Mahmud al-Ghaznawi. Kebanyakannya malah seperti sang gubernur.
(Ibnu Rajab)